Bali dan Osaki lebih perdalam kerja sama pariwisata
27 Januari 2016 03:58 WIB
Liburan Tahun Baru Bali. Sejumlah wisatawan domestik menikmati suasana pantai saat libur tahun baru 2016 di Pantai Sanur Denpasar, Bali, Jumat (1/1). Sejumlah objek wisata di Bali padat pengunjung sehingga mengakibatkan lalu lintas menuju kawasan wisata tersebut mengalami kemacetan. (ANTARA FOTO/Wira Suryantala)
Denpasar (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Bali menginginkan kerja sama lebih dalam dengan Pemerintah Kota Osaki Jepang dan tidak hanya terbatas penanganan pengelolaan sampah.
"Kami ingin kerja sama lebih lanjut meliputi bidang pertanian, pendidikan bahkan jika memungkinkan bidang pariwisata dan pembangunan infrastruktur," kata Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta saat menerima kunjungan Wakil Wali Kota Osaki Kagoshima Prefecture Jepang Tojo Masaharu di Denpasar, Selasa.
Sebelumnya, 16 orang perwakilan Provinsi Bali telah belajar mengenai pengelolaan sampah di Kota Osaki Jepang pada September dan Oktober 2015.
Sudikerta juga menyampaikan apresiasi serta ucapan terima kasihnya pada Japan International Corporate Agency (JICA ) yang telah melatih 16 orang asal Provinsi Bali terdiri dari para pejabat serta masyarakat yang terlibat langsung dalam penanganan sampah untuk belajar pengelolaan sampah di Osaki Jepang.
"Dewasa ini permasalahan sampah di Bali memerlukan penanganan sesegera mungkin karena sampah yang bertumpuk selain menjadi sumber penyakit juga akan merusak lingkungan," ucapnya.
Selain masalah sampah, Sudikerta juga ingin menjajaki kerja sama dalam hal penanganan enceng gondok yang telah menjadi masalah di beberapa danau di kawasan Bedugul dan Batur. "Enceng gondok harus segera ditangani, sedimentasinya harus segera ditangani," katanya.
Untuk itu, dia berharap kedepannya dengan kerjasama dengan JICA, enceng gondok dapat dikelola menjadi pupuk kompos.
Selain hal tersebut, Sudikerta juga membuka peluang kerja sama dalam bidang pendidikan khususnya anak sekolah untuk memperkenalkan tentang lingkungan serta upaya-upaya untuk melestarikan lingkungan. "Sadar lingkungan harus mulai diterapakan dari usia dini," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Tojo Mahasaru bahwa program pelatihan yang diikuti 16 orang dari Provinsi Bali telah berlangsung dengan baik dan selama di Osaki mereka telah melihat langsung proses pengelolahan sampah di Osaki, di sana 80 persen dari sampah berhasil dikelola dan hanya 20 persennya saja yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Untuk kedepannya pihaknya melalui program JICA berencana melanjutkan kerja sama dalam bidang lainnya. Untuk pengelolaan enceng gondok ia menyampaikan bahwa hal tersebut sudah menjadi perhatian dari JICA, dan pihaknya masih menunggu proposal dari Provinsi Bali untuk ditindaklanjuti.
"Kami ingin kerja sama lebih lanjut meliputi bidang pertanian, pendidikan bahkan jika memungkinkan bidang pariwisata dan pembangunan infrastruktur," kata Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta saat menerima kunjungan Wakil Wali Kota Osaki Kagoshima Prefecture Jepang Tojo Masaharu di Denpasar, Selasa.
Sebelumnya, 16 orang perwakilan Provinsi Bali telah belajar mengenai pengelolaan sampah di Kota Osaki Jepang pada September dan Oktober 2015.
Sudikerta juga menyampaikan apresiasi serta ucapan terima kasihnya pada Japan International Corporate Agency (JICA ) yang telah melatih 16 orang asal Provinsi Bali terdiri dari para pejabat serta masyarakat yang terlibat langsung dalam penanganan sampah untuk belajar pengelolaan sampah di Osaki Jepang.
"Dewasa ini permasalahan sampah di Bali memerlukan penanganan sesegera mungkin karena sampah yang bertumpuk selain menjadi sumber penyakit juga akan merusak lingkungan," ucapnya.
Selain masalah sampah, Sudikerta juga ingin menjajaki kerja sama dalam hal penanganan enceng gondok yang telah menjadi masalah di beberapa danau di kawasan Bedugul dan Batur. "Enceng gondok harus segera ditangani, sedimentasinya harus segera ditangani," katanya.
Untuk itu, dia berharap kedepannya dengan kerjasama dengan JICA, enceng gondok dapat dikelola menjadi pupuk kompos.
Selain hal tersebut, Sudikerta juga membuka peluang kerja sama dalam bidang pendidikan khususnya anak sekolah untuk memperkenalkan tentang lingkungan serta upaya-upaya untuk melestarikan lingkungan. "Sadar lingkungan harus mulai diterapakan dari usia dini," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Tojo Mahasaru bahwa program pelatihan yang diikuti 16 orang dari Provinsi Bali telah berlangsung dengan baik dan selama di Osaki mereka telah melihat langsung proses pengelolahan sampah di Osaki, di sana 80 persen dari sampah berhasil dikelola dan hanya 20 persennya saja yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Untuk kedepannya pihaknya melalui program JICA berencana melanjutkan kerja sama dalam bidang lainnya. Untuk pengelolaan enceng gondok ia menyampaikan bahwa hal tersebut sudah menjadi perhatian dari JICA, dan pihaknya masih menunggu proposal dari Provinsi Bali untuk ditindaklanjuti.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: