Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengatakan Polri terus menjaga keamanan dan ketertiban perkampungan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) agar tidak terjadi bentrok
bentrok horizontal antara penduduk asli di Kalimantan Barat.

"Anggota Gafatar sudah membuat hunian ekslusif di Mempawah Kalimantan Barat," kata Badrodin Haiti pada rapat kerja antara Komisi III DPR RI dan Kapolri di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.

Menurut Badrodin, isu soal Gafatar menjadi ramai ketika adanya berita soal hilangnya dr Ricka yang dilaporkan suaminya hilang dan disinyalir bergabung dengan Gafatar.

Pemberitaan media massa yang masif, kata dia, membuat isu Gafatar makin ramai dan Gafatar diketahui membangun perkampungan scara ekslusif di Kalimantan Barat.

"Pemberitaan media yang memberitakan kegiatan Gafatar yang negatif, memunculkan penolakan dari masyarakat asli di Kalimantan Barat," katanya.

Menurut Badrodin, ini menjadi tugas Polri untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, sekaligus mencegah jangan sampai terjadi bentrok.

Badrodin menambahkan, dari penyelidikan Polri diketahui, Gafatar mulai menyusun struktur Pemerintahannya sendiri.

Polri bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat, lkata dia, sudah memulangkan sebagian besar anggota Gafatar ke daerah asalnya, antara lain, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Kapolda Kalimantan Barat, Brigjen Pol Arief Sulistyanto menambahkan, situasi di perkampungan tempat tinggal anggota Gafatar kondisinya tetap kondusif.

Menurut dia, anggota Gafatar yang sudah dikembalikan ke daerahnya ada sekitar 2.500 jiwa dan anggota yang masih berada di lokasi sekitar 1.700 jiwa.