Polri jaga keamanan perkampungan anggota Gafatar
25 Januari 2016 19:53 WIB
Penampungan Eks-Gafatar Polisi bermain bersama anak-anak di penampungan eks-anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Asrama Transito Dinas Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (24/1/2016). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengatakan Polri terus menjaga keamanan dan ketertiban perkampungan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) agar tidak terjadi bentrok
bentrok horizontal antara penduduk asli di Kalimantan Barat.
"Anggota Gafatar sudah membuat hunian ekslusif di Mempawah Kalimantan Barat," kata Badrodin Haiti pada rapat kerja antara Komisi III DPR RI dan Kapolri di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.
Menurut Badrodin, isu soal Gafatar menjadi ramai ketika adanya berita soal hilangnya dr Ricka yang dilaporkan suaminya hilang dan disinyalir bergabung dengan Gafatar.
Pemberitaan media massa yang masif, kata dia, membuat isu Gafatar makin ramai dan Gafatar diketahui membangun perkampungan scara ekslusif di Kalimantan Barat.
"Pemberitaan media yang memberitakan kegiatan Gafatar yang negatif, memunculkan penolakan dari masyarakat asli di Kalimantan Barat," katanya.
Menurut Badrodin, ini menjadi tugas Polri untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, sekaligus mencegah jangan sampai terjadi bentrok.
Badrodin menambahkan, dari penyelidikan Polri diketahui, Gafatar mulai menyusun struktur Pemerintahannya sendiri.
Polri bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat, lkata dia, sudah memulangkan sebagian besar anggota Gafatar ke daerah asalnya, antara lain, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Kapolda Kalimantan Barat, Brigjen Pol Arief Sulistyanto menambahkan, situasi di perkampungan tempat tinggal anggota Gafatar kondisinya tetap kondusif.
Menurut dia, anggota Gafatar yang sudah dikembalikan ke daerahnya ada sekitar 2.500 jiwa dan anggota yang masih berada di lokasi sekitar 1.700 jiwa.
bentrok horizontal antara penduduk asli di Kalimantan Barat.
"Anggota Gafatar sudah membuat hunian ekslusif di Mempawah Kalimantan Barat," kata Badrodin Haiti pada rapat kerja antara Komisi III DPR RI dan Kapolri di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.
Menurut Badrodin, isu soal Gafatar menjadi ramai ketika adanya berita soal hilangnya dr Ricka yang dilaporkan suaminya hilang dan disinyalir bergabung dengan Gafatar.
Pemberitaan media massa yang masif, kata dia, membuat isu Gafatar makin ramai dan Gafatar diketahui membangun perkampungan scara ekslusif di Kalimantan Barat.
"Pemberitaan media yang memberitakan kegiatan Gafatar yang negatif, memunculkan penolakan dari masyarakat asli di Kalimantan Barat," katanya.
Menurut Badrodin, ini menjadi tugas Polri untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, sekaligus mencegah jangan sampai terjadi bentrok.
Badrodin menambahkan, dari penyelidikan Polri diketahui, Gafatar mulai menyusun struktur Pemerintahannya sendiri.
Polri bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat, lkata dia, sudah memulangkan sebagian besar anggota Gafatar ke daerah asalnya, antara lain, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Kapolda Kalimantan Barat, Brigjen Pol Arief Sulistyanto menambahkan, situasi di perkampungan tempat tinggal anggota Gafatar kondisinya tetap kondusif.
Menurut dia, anggota Gafatar yang sudah dikembalikan ke daerahnya ada sekitar 2.500 jiwa dan anggota yang masih berada di lokasi sekitar 1.700 jiwa.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: