Rupiah Senin sore melemah jadi Rp13.850
25 Januari 2016 17:43 WIB
Dokumentasi petugas menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (16/10/15). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup pada level Rp13.540 per dolar Amerika Serikat, melemah 0,91 persen atau 122 poin dari penutupan sebelumnya. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin sore bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp13.850 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.845 per dolar Amerika Serikat.
Analis pasar uang PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, di Jakarta, Senin, mengatakan, penguatan dolar AS cenderung masih terbatas menyusul investor sedang mengantisipasi pertemuan bank sentral AS (The Fed) pada pekan depan.
"Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 27 Januari 2016 ini diproyeksi tidak mengubah kebijakan suku bunga, pelambatan pertumbuhan perekonomian global memicu keraguan terhadap langkah Bank Sentral AS," katanya.
Menurut dia, beberapa data ekonomi Amerika Serikat seperti penjualan ritel, produksi industri serta klaim pengangguran juga belum sesuai target, situasi itu kian memperburuk kinerja ekonomi Amerika Serikat.
Analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, menambahkan, aliran dana asing yang masuk ke dalam negeri salah satunya melalui investasi di pasar modal menjadi salah satu penahan laju dolar Amerika Serikat menguat lebih tinggi.
"Aliran dana asing cenderung masuk dalam sepekan terakhir, situasi itu berpeluang konsolidasi menguat bagi rupiah di jangka pendek," katanya.
Ia memproyeksikan bahwa pada pekan ini, mata uang rupiah diperkirakan berpeluang konsolidasi menguat di level Rp13.800-Rp13.955 per dolar AS," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia, Senin (25/1), mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.874 dibandingkan hari sebelumnya (22/1) Rp13.844.
Analis pasar uang PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, di Jakarta, Senin, mengatakan, penguatan dolar AS cenderung masih terbatas menyusul investor sedang mengantisipasi pertemuan bank sentral AS (The Fed) pada pekan depan.
"Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 27 Januari 2016 ini diproyeksi tidak mengubah kebijakan suku bunga, pelambatan pertumbuhan perekonomian global memicu keraguan terhadap langkah Bank Sentral AS," katanya.
Menurut dia, beberapa data ekonomi Amerika Serikat seperti penjualan ritel, produksi industri serta klaim pengangguran juga belum sesuai target, situasi itu kian memperburuk kinerja ekonomi Amerika Serikat.
Analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, menambahkan, aliran dana asing yang masuk ke dalam negeri salah satunya melalui investasi di pasar modal menjadi salah satu penahan laju dolar Amerika Serikat menguat lebih tinggi.
"Aliran dana asing cenderung masuk dalam sepekan terakhir, situasi itu berpeluang konsolidasi menguat bagi rupiah di jangka pendek," katanya.
Ia memproyeksikan bahwa pada pekan ini, mata uang rupiah diperkirakan berpeluang konsolidasi menguat di level Rp13.800-Rp13.955 per dolar AS," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia, Senin (25/1), mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.874 dibandingkan hari sebelumnya (22/1) Rp13.844.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: