Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membina mantan pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

"Sekarang ini, eks (mantan) pengikut Gafatar ditampung di panti. Kami bekerja sama dengan MUI untuk memberikan pemahaman," kata Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin.

Gerakan tersebut, kata Gubernur yang akrab disapa Ahok itu, tidak sama dengan terorisme. Dengan demikian, dia pun mengharapkan masyarakat agar tidak salah paham dengan keberadaan Gafatar.

"Saya kira Gafatar itu bukan gerakan sejenis teroris, sehingga, masyarakat jangan sampai salah paham. Sebetulnya, tidak ada unsur yang macam-macam di dalam gerakan itu," ujar Ahok.

Meskipun demikian, dia menuturkan pemahaman gerakan tersebut mengenai ajaran agama sangat berbeda, sehingga, pemerintah berkewajiban untuk meluruskan ajaran dalam gerakan itu.

"Kalau saya lihat lagi, hanya konsep pemahamannya saja yang berbeda. Jadi, saya rasa pemahaman mengenai ajaran agama yang dianutnya itu saja yang harus diluruskan," katanya.

Sementara itu, Ahok mengungkapkan, saat ini beberapa anggota eks pengikut Gafatar sudah ditampung di Panti Sosial Bina Insan 2, Jakarta Timur.