Penjualan BMW di Indonesia tumbuh 5,7 persen
25 Januari 2016 14:08 WIB
Dokuentasi dua model berpose di samping mobil BMW 428i Convertible ketika peluncuran di Jakarta, Selasa (19/8). BMW Group Indonesia meluncurkan dua model BMW yakni The All-New BMW 4 Series Convertible yang dibanderol Rp 1,08 miliar dan The First-Ever BMW 4 Series Gran Coupe dibanderol Rp 986 juta dengan menampilkan fitur desain elegan, mewah serta dinamis. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - BMW Group Indonesia mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 5,7 persen sehingga selama lima tahun berturut-turut, perusahaan otomotif tersebut mencatat pertumbuhan positif di Indonesia.
"BMW Group Indonesia kembali mencatat pertumbuhan penjualan yang kuat pada tahun 2015, meskipun diterjang angin perlambatan di pasar otomotif Indonesia," kata Presiden Direktur BMW Group Indonesia, Karen Lim, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Berdasarkan data BMW Group Indonesia, dengan rekor penjualan sebanyak 3.638 unit pada sepanjang 2015 terdiri atas 2.700 kendaraan BMW, 477 unit
MINI dan 461 unit BMW Premium Selection (kendaraan MINI NEXT).
Pada skala global, lanjutnya, BMW Group mengumumkan, penjualannya tumbuh secara konsisten sepanjang tahun, menghantarkan total 2.247.485 kendaraan BMW, MINI, dan Rolls-Royce, di seluruh dunia.
"Kami menutup tahun dengan pertumbuhan 5,7 persen. Angka ini mengukuhkan posisi kami sebagai satu-satunya brand otomotif premium asal Eropa di Indonesia yang secara konsisten mencapai hasil yang positif selama lima tahun terakhir," kata Karen Lim.
Menurut dia, keberhasilan itu menunjukkan bahwa brand BMW dan MINI, terus memenangkan hati pelanggan yang kian bertambah.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian mendorong industri otomotif nasional untuk meningkatkan produksi mobil sedan guna meningkatkan ekspor produk otomotif, kata Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan.
"Ke depan kami harapkan tumbuhnya industri sedan, karena permintaan ekspor lebih banyak jenis sedan," kata Putu menjelang Rapat Pimpinan di lingkungan Kemenperin Jakarta, Rabu (6/1).
Diketahui, industri otomotif di dalam negeri saat ini lebih banyak memproduksi mobil jenis "Multi Purpose Vehicle" (MPV) ketimbang model lainnya, mengingat mobil tersebut paling banyak dicari konsumen Tanah Air.
Namun, permintaan ekspor dari jenis MPV nyatanya lebih rendah dibandingkan permintaan untuk jenis mobil sedan.
Dalam hal ini, Putu menerangkan bahwa pemerintah akan menyiapkan kebijakan khusus untuk industri otomotif agar dapat menggenjot produksi mobil sedan.
"BMW Group Indonesia kembali mencatat pertumbuhan penjualan yang kuat pada tahun 2015, meskipun diterjang angin perlambatan di pasar otomotif Indonesia," kata Presiden Direktur BMW Group Indonesia, Karen Lim, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Berdasarkan data BMW Group Indonesia, dengan rekor penjualan sebanyak 3.638 unit pada sepanjang 2015 terdiri atas 2.700 kendaraan BMW, 477 unit
MINI dan 461 unit BMW Premium Selection (kendaraan MINI NEXT).
Pada skala global, lanjutnya, BMW Group mengumumkan, penjualannya tumbuh secara konsisten sepanjang tahun, menghantarkan total 2.247.485 kendaraan BMW, MINI, dan Rolls-Royce, di seluruh dunia.
"Kami menutup tahun dengan pertumbuhan 5,7 persen. Angka ini mengukuhkan posisi kami sebagai satu-satunya brand otomotif premium asal Eropa di Indonesia yang secara konsisten mencapai hasil yang positif selama lima tahun terakhir," kata Karen Lim.
Menurut dia, keberhasilan itu menunjukkan bahwa brand BMW dan MINI, terus memenangkan hati pelanggan yang kian bertambah.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian mendorong industri otomotif nasional untuk meningkatkan produksi mobil sedan guna meningkatkan ekspor produk otomotif, kata Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan.
"Ke depan kami harapkan tumbuhnya industri sedan, karena permintaan ekspor lebih banyak jenis sedan," kata Putu menjelang Rapat Pimpinan di lingkungan Kemenperin Jakarta, Rabu (6/1).
Diketahui, industri otomotif di dalam negeri saat ini lebih banyak memproduksi mobil jenis "Multi Purpose Vehicle" (MPV) ketimbang model lainnya, mengingat mobil tersebut paling banyak dicari konsumen Tanah Air.
Namun, permintaan ekspor dari jenis MPV nyatanya lebih rendah dibandingkan permintaan untuk jenis mobil sedan.
Dalam hal ini, Putu menerangkan bahwa pemerintah akan menyiapkan kebijakan khusus untuk industri otomotif agar dapat menggenjot produksi mobil sedan.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: