Saksi mata tuturkan aksi pengeroyok polisi di Matraman
23 Januari 2016 13:13 WIB
Bekas tembakan polisi di dinding dekat jendala rumah Rico Patikasih, salah satu anggota pengeroyok polisi saat penggerebekan narkoba di Matraman, Jakarta Timur. Di dekat jendela ini Rico tewas tertembak setelah baku tembak selama satu jam di rumahnya Jalan Bima, Johar Baru, Jakarta Pusat. (Alviansyah Pasaribu)
Jakarta (ANTARA News) - Beberapa warga di sekitar rumah Rico Patikasih, salah satu pelaku pengeroyokan polisi di Matraman, Jakarta Timur, menyesalkan sikap Rico yang kelewat berani melawan polisi.
"Dia terlalu bernyali, kelewat berani, sampai-sampai adu tembak melawan polisi," kata seorang saksi mata kepada Antara News, Sabtu.
"Jika dia menyerahkan diri dan menyerahkan pistol punya polisi di Matraman, mungkin enggak sampai diserbu begini, " katanya.
Rico memegang senjata api milik Iptu Prabowo yang hilang saat penggerebekan narkoba di Matraman. Pistol itu kemudian dia gunakan untuk melawan polisi.
Warga yang rumahnya dekat dengan lokasi baku tembak membenarkan bahwa polisi memang sempat meminta Rico untuk menyerah namun tidak digubris.
"Polisi teriak-teriak, 'Rico ayo keluar, menyerah'...'Woi keluar kamu setan!" kata seorang warga menirukan teriakan polisi.
Saksi mata yang lain menggambarkan baku tembak yang berlangsung sekitar satu jam itu "seperti perang."
"Rasanya seperti ada perang, di satu momen terdengar suara tembakan yang banyak sekali, suaranya lebih keras dari tembakan sebelumnya, seperti diberondong begitu," katanya.
Warga sekitar yang tidak diizinkan keluar rumah serta tidak boleh berada di lantai dua bangunan mengatakan setelah suara desingan peluru mereda ada suara mobil ambulans yang datang untuk membawa jenazah Rico pada pukul 22.00 WIB.
Rico diduga termasuk komplotan Ali Badak yang juga tewas saat penyergapan Kamis (21/1) tengah malam karena melawan polisi yang berusaha menangkapnya.
"Dia terlalu bernyali, kelewat berani, sampai-sampai adu tembak melawan polisi," kata seorang saksi mata kepada Antara News, Sabtu.
"Jika dia menyerahkan diri dan menyerahkan pistol punya polisi di Matraman, mungkin enggak sampai diserbu begini, " katanya.
Rico memegang senjata api milik Iptu Prabowo yang hilang saat penggerebekan narkoba di Matraman. Pistol itu kemudian dia gunakan untuk melawan polisi.
Warga yang rumahnya dekat dengan lokasi baku tembak membenarkan bahwa polisi memang sempat meminta Rico untuk menyerah namun tidak digubris.
"Polisi teriak-teriak, 'Rico ayo keluar, menyerah'...'Woi keluar kamu setan!" kata seorang warga menirukan teriakan polisi.
Saksi mata yang lain menggambarkan baku tembak yang berlangsung sekitar satu jam itu "seperti perang."
"Rasanya seperti ada perang, di satu momen terdengar suara tembakan yang banyak sekali, suaranya lebih keras dari tembakan sebelumnya, seperti diberondong begitu," katanya.
Warga sekitar yang tidak diizinkan keluar rumah serta tidak boleh berada di lantai dua bangunan mengatakan setelah suara desingan peluru mereda ada suara mobil ambulans yang datang untuk membawa jenazah Rico pada pukul 22.00 WIB.
Rico diduga termasuk komplotan Ali Badak yang juga tewas saat penyergapan Kamis (21/1) tengah malam karena melawan polisi yang berusaha menangkapnya.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016
Tags: