KTP tertinggal, Rico tersangka pengeroyok polisi tak berhasil lolos
23 Januari 2016 12:42 WIB
Bekas tembakan polisi terlihat di dinding dekat jendala rumah Rico Patikasih yang menjadi salah satu pelaku pengeroyokan polisi pada penggerebekan narkoba di Matraman, Jakarta Timur. Di dekat jendela ini Rico tewas tertembak setelah terjadi baku tembak selama satu jam di rumahnya Jalan Bima, Johar Baru, Jakarta Pusat. (ANTARA News/Alviansyah Pasaribu)
Jakarta (ANTARA News) - Rico Patikasih, salah satu tersangka pengeroyok polisi yang kemudian ditembak mati aparat kemarin malam, ternyata nyaris meninggalkan Jakarta menuju Ambon namun batal gara-gara Kartu Tanda Penduduk (KTP)-nya tertinggal.
Akibat KTP yang tertinggal itu Rico kemudian kembali ke rumah dan disergap polisi yang berlanjut baku tembak hingga dia tewas oleh peluru aparat.
"Mungkin memang nasib dia, padahal dia sudah sampai bandara tapi pulang lagi karena KTP-nya tertinggal," kata seorang sumber di lokasi kejadian kepada Antara News, Sabtu.
"Andai KTP itu ada di sakunya, mungkin dia sudah check-in pesawat dan pergi dari Jakarta," tutur sumber itu. Dia menambahkan Rico tidak kembali ke bandara karena mengaku sudah terlambat dari jadwal keberangkatan siang hari.
Rico diketahui telah 13 tahun menetap di rumah yang terletak di jalan Bima, Johar Baru, Jakarta Pusat, dan dikenal sebagai sosok yang tidak banyak bicara namun santun kepada warga.
"Suka menyapa begitu terutama kalau berpapasan di jalan. Tapi dia tidak banyak bicara, pendiam," katanya.
Sumber lainnya mengatakan bahwa Rico sering berpergian selama beberapa hari kemudian baru kembali malam hari sendirian.
"Dia sering pulang sendirian malam-malam, tapi kami tidak tahu apa kerjanya," katanya.
Saat ini rumah Rico masih disegel garis polisi dalam kondisi kosong tanpa satupun kerabat di lokasi kendati sejumlah warga dan anak-anak justru melihat-lihat dari dekat rumah yang berada di depan taman itu.
Akibat KTP yang tertinggal itu Rico kemudian kembali ke rumah dan disergap polisi yang berlanjut baku tembak hingga dia tewas oleh peluru aparat.
"Mungkin memang nasib dia, padahal dia sudah sampai bandara tapi pulang lagi karena KTP-nya tertinggal," kata seorang sumber di lokasi kejadian kepada Antara News, Sabtu.
"Andai KTP itu ada di sakunya, mungkin dia sudah check-in pesawat dan pergi dari Jakarta," tutur sumber itu. Dia menambahkan Rico tidak kembali ke bandara karena mengaku sudah terlambat dari jadwal keberangkatan siang hari.
Rico diketahui telah 13 tahun menetap di rumah yang terletak di jalan Bima, Johar Baru, Jakarta Pusat, dan dikenal sebagai sosok yang tidak banyak bicara namun santun kepada warga.
"Suka menyapa begitu terutama kalau berpapasan di jalan. Tapi dia tidak banyak bicara, pendiam," katanya.
Sumber lainnya mengatakan bahwa Rico sering berpergian selama beberapa hari kemudian baru kembali malam hari sendirian.
"Dia sering pulang sendirian malam-malam, tapi kami tidak tahu apa kerjanya," katanya.
Saat ini rumah Rico masih disegel garis polisi dalam kondisi kosong tanpa satupun kerabat di lokasi kendati sejumlah warga dan anak-anak justru melihat-lihat dari dekat rumah yang berada di depan taman itu.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016
Tags: