Pontianak (ANTARA News) - Sebanyak 291 bekas anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang ditampung di Pembekalan Angkutan Daerah Militer XII Tanjungpura, Kalimantan Barat, dipulangkan ke daerah masing-masing dengan menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia Teluk Gilimanuk, Sabtu pagi.

"Ini merupakan keberangkatan pertama yang menggunakan KRI, masih ada lagi proses berikutnya sampai semua eks anggota Gafatar ini dipulangkan," kata Kepala Penerangan Daerah Militer XII Tanjungpura Kolonel TNI Mukhlis di Pontianak, Sabtu.

Dia menjelaskan tadi malam 959 bekas anggota Gafatar sudah dipulangkan dengan lima penerbangan. Meski ada yang menolak, aparat tetap mengangkut mereka untuk dipulangkan ke daerah masing-masing.

Pemulangan berikutnya, menurut dia, masih menunggu kedatangan dua KRI yang dijadwalkan tiba hari ini.

"Kemungkinan besok mereka akan kembali dipulangkan dengan menggunakan kapal," tuturnya.

TNI Angkatan Laut mengerahkan tiga kapal perang yaitu KRI Teluk Gilimanuk, KRI Teluk Bone dan KRI Teluk Banten.

Kementerian Sosial berusaha mempercepat proses pemulangan bekas anggota Gafatar dari Kalimantan Barat ke daerah mereka masing-masing dengan menggunakan moda angkutan laut dan udara karena jumlahnya menurut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa sampai 3.000 orang lebih.

"Kita sudah koordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kalimantan Barat, untuk pemulangan lewat sembilan penerbangan ini ditanggung oleh Pemprov Kalbar," katanya.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengalokasikan anggaran Rp5 miliar untuk memulangkan bekas anggota Gafatar, yang diusir warga karena dianggap meresahkan, ke daerah asal mereka.