Rupiah Kamis sore menguat menjadi Rp13.885
21 Januari 2016 18:07 WIB
ilustrasi Petugas menghitung pecahan Dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (12/8/2015). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak menguat sebesar 79 poin menjadi Rp13.885 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.964 per dolar AS.
"Harapan perbaikan ekonomi domestik setelah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan (BI rate) masih cukup kuat, sentimen itu masih cukup mampu menahan sentimen negatif eksternal sehingga menopang laju rupiah," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan, dengan suku bunga yang turun maka diharapkan peningkatan pertumbuhan kredit di dalam negeri meningkat. Dengan begitu produk barang maupun jasa juga berpotensi tumbuh yang akhirnya menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Di sisi lain, lanjut dia, ketahanan fiskal Indonesia juga masih cukup baik meski harga minyak mentah dunia sempat membuat khawatir penerimaan negara akan terganggu. Namun diterbitkannya UU "Tax Amnesty", dapat meningkatan pendapatan dan basis pajak pemerintah sehingga mengimbangi sentimen eksternal itu.
Menurut dia, kinerja nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal tahun ini juga masih relatif baik, mata uang domestik masih menjadi salah satu yang terkuat dengan pelemahan yang relatif rendah untuk kawasan Asia.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (21/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.899 dibandingkan hari sebelumnya (20/1) Rp13.896.
"Harapan perbaikan ekonomi domestik setelah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan (BI rate) masih cukup kuat, sentimen itu masih cukup mampu menahan sentimen negatif eksternal sehingga menopang laju rupiah," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan, dengan suku bunga yang turun maka diharapkan peningkatan pertumbuhan kredit di dalam negeri meningkat. Dengan begitu produk barang maupun jasa juga berpotensi tumbuh yang akhirnya menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Di sisi lain, lanjut dia, ketahanan fiskal Indonesia juga masih cukup baik meski harga minyak mentah dunia sempat membuat khawatir penerimaan negara akan terganggu. Namun diterbitkannya UU "Tax Amnesty", dapat meningkatan pendapatan dan basis pajak pemerintah sehingga mengimbangi sentimen eksternal itu.
Menurut dia, kinerja nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal tahun ini juga masih relatif baik, mata uang domestik masih menjadi salah satu yang terkuat dengan pelemahan yang relatif rendah untuk kawasan Asia.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (21/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.899 dibandingkan hari sebelumnya (20/1) Rp13.896.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: