"Ini sangat bahaya sehingga pemerintah harus bertindak cepat. Sisir semua daerah yang ada peredaran buku itu dan segera tarik dari peredaaran. Pemerintah jangan membiarkan anak-anak kita dirusak pikirannya dengan penyelundupan paham radikalis," kata Wahid yang juga kepala BNPTKI itu, di Jakarta, Kamis.
Menurut mantan ketua umum GP Ansor ini, buku-buku tersebut harus segera dicabut dari peredaran karena berpotensi menjadi sarana cuci otak agar generasi bangsa mulai tertanam paham radikalisme sejak dini.
Dia menegaskan, berbagai muatan sampingan juga harus diusut tuntas, di antaranya doktrinasi tentang sektarianisme, penghasutan, dan lain-lain.
Dalam buku yang ditemukan oleh GP Ansor di Depok, Jawa Barat, berisi kata-kata yang dinilai tidak pas, di antaranya gelora hati ke Saudi, bom, sahid di medan jihad, dan selesai raih bantai Kiai.
Buku berbau unsur radikalisme itu dikemas dalam bentuk metode belajar membaca praktis berjudul Anak Islam suka membaca. Di dalam buku tersebut terdapat 32 kalimat yang mengarahkan kepada tindakan radikalisme. Buku tersebut dicetak pertama pada 1999 sudah dicetak ulang 167 kali hingga 2015.
Penerbit buku Anak Islam suka membaca itu Pustaka Amanah, beralamat Jalan Cakra Nomor 30 Kauman, Solo, Jawa Tengah, dengan penulis Murani Musta'in.
Menurut informasi dari Sekjen GP Ansor Adung Abdurrochman, penulis buku Anak Islam suka membaca itu, Musta'in, istri dari Ayip Syafruddin yang merupakan pimpinan kelompok Laskar Jihad di Solo.