Lima santri dikabarkan tewas tenggelam di sungai Boyolali
20 Januari 2016 23:38 WIB
ilustrasi - Tim SAR melakukan pencarian warga korban tenggelam di Sungai Tello, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (13/7/15). (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang)
Boyolali (ANTARA News) - Lima santri asal Pondok Pesantren Putra Miftahul Huda di Dukuh Pomahan, Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Rabu, dikabarkan tewas tenggelam di sebuah sungai yang tidak jauh dari Ponpesnya.
Lima santri tersebut diduga terpeleset dan tenggelam di bendungan sungai usai mengikuti kegiatan kepanduan pramuka yang tidak jauh dari pondok pesantrennya di desa setempat.
Lima siswa yang tewas telenggam tersebut yakni M. Reza(14) warga Semanggi, Pasar Kliwon, Solo; Abdul Rofiq (14) warga Dukuh Gumukrejo, Desa Kedunglengkong, Kecamatan Simo Boyolali; M. Khairullah (14) warga Dukuh Grenjeng, Desa Trosobo, Kecamatan Sambi, Boyolali; Nafidurrahman M. (14) warga Desa Weru, Kecamatan Nguter, Sukohajo; dan Musaq Syaifudin (14) warga Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten.
Kepala Polres Boyolali AKBP Budi Sartono melalui Kapolsek Sambi AKP Bambang Rusito saat dikonfirmasi kejadian tersebut membenarkan.
Menurut Bambang, Rusito kelima korban diduga terpeleset dan dinyatakan murni tewas karena tenggelam di sungai tersebut. Peristiwa itu, terjadi di bendungan air aliran sungai yang di selatan ponpes, Rabu sekitar pukul 14.00 WIB.
Menurut dia, kejadian berawal saat sekitar 50 santri Ponpes setempat selesai melaksanakan kegiatan kepanduan dan sudah pulang kembali ke pondok.
Namun, ada 10 santri termasuk lima korban menuju ke kedung untuk mandi bersama. Mereka bergandengan masuk ke bendungan dan akibat arus deras karena sehabis hujan tangan lima santri terlepas hanyut ke sungai yang memiliki kedalaman sekitar empat meter.
Kelima santri yang selamat melihat kejadian tersebut panik dan meminta pertolongan, tetapi akhirnya 30 menit kemudian lima korban baru dapat ditemukan dengan kondisi sudah tidak bernyawa.
Menurut Bambang Rusito lima jenasah santri sudah diantar ke rumah masing-masing oleh pihak Ponpes dengan menggunakan mobil ambulance.
Lima santri tersebut diduga terpeleset dan tenggelam di bendungan sungai usai mengikuti kegiatan kepanduan pramuka yang tidak jauh dari pondok pesantrennya di desa setempat.
Lima siswa yang tewas telenggam tersebut yakni M. Reza(14) warga Semanggi, Pasar Kliwon, Solo; Abdul Rofiq (14) warga Dukuh Gumukrejo, Desa Kedunglengkong, Kecamatan Simo Boyolali; M. Khairullah (14) warga Dukuh Grenjeng, Desa Trosobo, Kecamatan Sambi, Boyolali; Nafidurrahman M. (14) warga Desa Weru, Kecamatan Nguter, Sukohajo; dan Musaq Syaifudin (14) warga Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten.
Kepala Polres Boyolali AKBP Budi Sartono melalui Kapolsek Sambi AKP Bambang Rusito saat dikonfirmasi kejadian tersebut membenarkan.
Menurut Bambang, Rusito kelima korban diduga terpeleset dan dinyatakan murni tewas karena tenggelam di sungai tersebut. Peristiwa itu, terjadi di bendungan air aliran sungai yang di selatan ponpes, Rabu sekitar pukul 14.00 WIB.
Menurut dia, kejadian berawal saat sekitar 50 santri Ponpes setempat selesai melaksanakan kegiatan kepanduan dan sudah pulang kembali ke pondok.
Namun, ada 10 santri termasuk lima korban menuju ke kedung untuk mandi bersama. Mereka bergandengan masuk ke bendungan dan akibat arus deras karena sehabis hujan tangan lima santri terlepas hanyut ke sungai yang memiliki kedalaman sekitar empat meter.
Kelima santri yang selamat melihat kejadian tersebut panik dan meminta pertolongan, tetapi akhirnya 30 menit kemudian lima korban baru dapat ditemukan dengan kondisi sudah tidak bernyawa.
Menurut Bambang Rusito lima jenasah santri sudah diantar ke rumah masing-masing oleh pihak Ponpes dengan menggunakan mobil ambulance.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: