Mensos: 1.000 eks Gafatar di Mempawah dikarantina
20 Januari 2016 13:35 WIB
Sejumlah warga eks-Gafatar meninggalkan permukiman mereka yang dibakar massa saat hendak dievakuasi dari kawasan Monton Panjang, Dusun Pangsuma, Desa Antibar, Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalbar, Selasa (19/1). Permukiman di lahan seluas 43 hektar tersebut dibakar sejumlah oknum masyarakat sebelum 796 warga eks-Gafatar berhasil dievakuasi pemda setempat. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, sekitar 1.000 orang eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Mempawah Kalimantan Barat masih ditampung dan dikarantina di barak-barak TNI.
"Jadi ada 1.000 lebih anggota Gafatar dari Mempawah di barak TNI di Pontianak, mereka akan dipulangkan dengan KRI ke daerah masing-masing," kata Mensos di Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut Khofifah mengatakan, dalam hal ini Kementerian Sosial akan menanggung logistik mereka selama berada di karantina.
Kementerian Sosial juga menurunkan tim asessment untuk proses identifikasi apakah mereka memerlukan trauma healing atau trauma konseling.
"Hari ini tim baru datang ke Pontianak supaya bisa diidetifikasi, kita tidak bisa menggeneralisir mereka gabung Gafatar mungkin karena ada yang secara idiologis, ada yang ikut-ikutan, atau ada yang janji-janji misalnya," katanya.
Khofifah mengatakan, sebagian besar para eks Gafatar itu teridentifikasi berasal dari Semarang dan Surabaya.
Sebelumnya pada Sabtu (16/1) ratusan eks Gafatar di Kabupaten Mempawah diusir dari Desa Antibar dan Desa Suap oleh warga.
Keberadaan Gafatar dalam beberapa waktu terakhir dianggap meresahkan pasca-hilangnya sejumlah orang yang diduga bergabung dalam organisasi tersebut.
"Jadi ada 1.000 lebih anggota Gafatar dari Mempawah di barak TNI di Pontianak, mereka akan dipulangkan dengan KRI ke daerah masing-masing," kata Mensos di Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut Khofifah mengatakan, dalam hal ini Kementerian Sosial akan menanggung logistik mereka selama berada di karantina.
Kementerian Sosial juga menurunkan tim asessment untuk proses identifikasi apakah mereka memerlukan trauma healing atau trauma konseling.
"Hari ini tim baru datang ke Pontianak supaya bisa diidetifikasi, kita tidak bisa menggeneralisir mereka gabung Gafatar mungkin karena ada yang secara idiologis, ada yang ikut-ikutan, atau ada yang janji-janji misalnya," katanya.
Khofifah mengatakan, sebagian besar para eks Gafatar itu teridentifikasi berasal dari Semarang dan Surabaya.
Sebelumnya pada Sabtu (16/1) ratusan eks Gafatar di Kabupaten Mempawah diusir dari Desa Antibar dan Desa Suap oleh warga.
Keberadaan Gafatar dalam beberapa waktu terakhir dianggap meresahkan pasca-hilangnya sejumlah orang yang diduga bergabung dalam organisasi tersebut.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: