Jakarta (ANTARA News) - Putra dari Muhamad Yunus si pengemudi GO-JEK yang menyelamatkan perempuan korban ledakan bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis lalu (14/1), mengalami trauma pasca-mengetahui ayahnya ikut berjibaku menyelamatkan korban ledakan.

"Anak saya melihat aksi saya di TV. Dia nangis. Dia nonton TV jam setengah tujuh malam. Dia langsung bilang ke Ibunya, 'Bu, Ayah ada di TV! Saya enggak mau nonton Ayah ada di berita'," tutur Yunus (33) saat dijumpai ANTARA News di tempatnya biasa mangkal di sebelah Gedung Jaya, Jalan MH Thamrin, Selasa.

Putra Yunus, Muhamad Alif Trianza (10), saat ini duduk di kelas empat sekolah dasar (SD). Yunus mengatakan, pasca-ledakan dirinya belum pulang ke rumah lewat jam 22.00 WIB, sehingga Alif akan menelepon, memintanya segera pulang.

Istri Yunus, yang bekerja di perusahaan farmasi, tidak pernah melarang sang suami ikut GO-JEK, meski tahu pernah nekad mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan korban ledakan bom.

Menurut pria yang sudah empat tahun menjadi tukang ojek itu, sang istri sudah mengenal sifatnya.

"Kalau istri saya sih sudah tahu sifat saya. Dia tahu saya suka nekad nolongin orang, jadi dia biasa saja. Cuma anak yang agak rewel sekarang," katanya tersenyum sambil menyesap rokok saat menceritakan anak semata wayangnya.

Yunus bergabung dengan GO-JEK sejak Agustus 2015, setelah sekira empat tahun menjadi tukang ojek pangkalan di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Keluarga Yunus tinggal di Jalan Pondok Terong, Depok, Jawa Barat. Pria asli Jakarta itu biasa berangkat dari rumah pukul 05.30 dan pulang sekira pukul 23.00 untuk menjaring penumpang di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.

"Terus terang, saya sudah pengen cepet-cepet kembali narik, tapi belum bisa karena banyak janji bertemu orang," kata Yunus, saat ditanya apakah dirinya kapok menjadi tukang ojek usai insiden ledakan itu.

Ia mengakui bahwa dirinya sempat trauma setelah insiden ledakan bom dan tembakan senjata api teroris di Jalan MH Thamrin, namun sama sekali tidak takut.

"Saya sudah lama mangkal di sini. Sudah sering denger ledakan-ledakan, entah suara ban TransJakarta atau metromini yang meledak. Saya tidak kagetan lagi," ujarnya.

Sementara itu, Alif mendapatkan beasiswa dari manajemen GO-JEK pimpinan Nadiem Makarim sebagai apresiasi atas keberanian sang ayah.

"Pak Nadiem pesen, agar rekan-rekan terinspirasi, tapi tetap tidak boleh sembrono kalau ada keadaan seperti itu," demikian Yunus.