Moskow (ANTARA News) - Pasar saham Rusia dan rubel jatuh lebih lanjut pada Senin, dengan mata uangnya mendekati tingkat terendah akibat harga minyak yang merosot.

Rubel turun pada awal perdagangan menjadi 78,85 terhadap dolar, mendekati rekor terendahnya pada Desember 2014 ketika mata uang jatuh secara dramatis yakni 80 per dolar.

Indeks RTS Rusia dalam denominasi dolar, jatuh sekitar 2,96 persen pada awal perdagangan sekitar pukul 07.20 GMT, yang berarti bahwa mereka telah merosot sekitar 16 persen sejak awal tahun ini.

Rusia yang ekonominya bergantung pada energi, terdorong menuju resesi akibat hanya minyak yang rendah dan sanksi-sanksi Barat atas Ukraina. Rusia pun makin terguncang akibat penurunan lebih lanjut harga minyak mentah.

Minyak mentah Brent sempat turun di bawah 28 dolar AS per barel, di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan, setelah sanksi internasional terhadap Iran atas program nuklirnya dicabut.

"Minyak adalah kekuatan pendorong utama pada saat ini, dan jika kemerosotan terus berlanjut, pasar valas akan terus menyesuaikan," analis di bank VTB Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.

Lebih dari setengah anggaran pendapatan Rusia bergantung pada minyak dan gas. Merosotnya harga minyak mengakibatkan target utama pemerintah terpangkas karena usaha untuk mengendalikan potensi defisit.
(Uu.A026)