Kodam Udayana tingkatkan pengamanan perbatasan Indonesia - Timor Leste
18 Januari 2016 13:24 WIB
Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste Prajurit TNI berjaga di sekitar helikopter M1 milik TNI AD yang mendarat di perbatasan Indonesia - Timor Leste, Desa Looluna, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (4/7). Selain bertugas menjaga keamanan, TNI AD juga mendirikan Pos Kesehatan yang dapat dimanfaatkan warga di sekitar Desa Looluna yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma) ()
Denpasar (ANTARA News) - Komando Daerah Militer IX/Udayana meningkatkan pengamanan di daerah perbatasan Republik Indonesia dengan Timor Leste guna mengantisipasi gangguan keamanan menyangkut sengketa tanah kedua negara.
Panglima Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Setyo Sularso di Denpasar, Senin, menjelaskan bahwa saat ini 41 titik di daerah perbatasan dijaga oleh masing-masing 20 orang personel.
"Setiap pos pengamanan perbatasan (Pospamtas) dijaga 20 orang," katanya.
Saat ini kedua negara tengah dalam proses diplomasi untuk menyelesaikan sengketa perbatasan kedua negara yang masih belum selesai.
Menurut dia, perbatasan kedua negara terdapat tanah steril yang seharusnya tidak boleh ada bangunan.
Namun di wilayah steril itu, Setyo Sularso menjelaskan bahwa tanah steril diduduki 53 kepala keluarga atau sekitar 115 jiwa dengan luas areal mencapai sekitar 1.000 hektare.
Di wilayah tersebut, lanjut dia, telah berdiri bangunan permanen berupa kantor pertanian, balai pertemuan, gudang logistik, dan tempat penggilingan padi milik warga Timor Leste.
"Tidak bisa dibiarkan karena hanya beberapa langkah. Secara baik-baik (penyelesaian) dulu Jakarta-Dili nanti di lapangan saya yang kerja tetapi harus tahu juga memiliki wilayah seperti itu," kata jenderal dengan bintang dua itu.
TNI, kata dia, juga telah menahan pupuk urea seberat 15 ton, tepung terigu 1.300 kilogram, seng serta sejumlah kendaraan yang sempat hendak diselundupkan ke daerah steril tersebut.
Panglima Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Setyo Sularso di Denpasar, Senin, menjelaskan bahwa saat ini 41 titik di daerah perbatasan dijaga oleh masing-masing 20 orang personel.
"Setiap pos pengamanan perbatasan (Pospamtas) dijaga 20 orang," katanya.
Saat ini kedua negara tengah dalam proses diplomasi untuk menyelesaikan sengketa perbatasan kedua negara yang masih belum selesai.
Menurut dia, perbatasan kedua negara terdapat tanah steril yang seharusnya tidak boleh ada bangunan.
Namun di wilayah steril itu, Setyo Sularso menjelaskan bahwa tanah steril diduduki 53 kepala keluarga atau sekitar 115 jiwa dengan luas areal mencapai sekitar 1.000 hektare.
Di wilayah tersebut, lanjut dia, telah berdiri bangunan permanen berupa kantor pertanian, balai pertemuan, gudang logistik, dan tempat penggilingan padi milik warga Timor Leste.
"Tidak bisa dibiarkan karena hanya beberapa langkah. Secara baik-baik (penyelesaian) dulu Jakarta-Dili nanti di lapangan saya yang kerja tetapi harus tahu juga memiliki wilayah seperti itu," kata jenderal dengan bintang dua itu.
TNI, kata dia, juga telah menahan pupuk urea seberat 15 ton, tepung terigu 1.300 kilogram, seng serta sejumlah kendaraan yang sempat hendak diselundupkan ke daerah steril tersebut.
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: