Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR Zulkifli Hasan menceritakan kunjungannya ke kediaman keluarga dr. Rica Trihandayani, yang dilaporkan hilang dan terlibat kegiatan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), dan menyatakan bahwa organisasi itu tidak boleh dianggap enteng.

Di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, ia menceritakan bahwa dr. Rica berasal dari keluarga yang harmonis, taat beragama dan berpendidikan.

"Kasusnya dr Rica jangan dianggap enteng. Saya ketemu suaminya. Jadi bayangkan dr Rika itu dokter, suaminya sedang mengambil spesialisasi, ekonominya mapan," kata Zulkifli, yang mengunjungi rumah keluarga dr. Rica di Yogyakarta pada 14 Januari.

"Pendidikannya cukup, keluarganya harmonis, taat beragama, bahagia. Dia punya putra usianya sudah tiga bulan. Keluarganya juga akur, memiliki intelektual yang kuat. Kok bisa terkena pengaruh (Gafatar)?" kata dia.

Ia yakin ada sesuatu yang luar biasa yang membuat orang-orang seperti dr Rica mau terlibat dalam organisasi tersebut.

"Dapat janji surga, sehingga meninggalkan kewajiban. Itu mesti ada sesuatu yang luar biasa. Jangan anggap enteng gerakan Gafatar," katanya.

"Jadi ada semacam keyakinan yang menyesatkan," tambah dia.

Zulkifli mengatakan organisasi itu sudah mulai meresahkan masyarakat dan menyatakan aparat hukum harus menindaknya.

"Kalau sudah meresahkan, merugikan orang lain, itu harus ditindak. Tidak hanya MUI yang memberikan fatwa, aparat hukum harus memberi tindakan. Siapa yang ada di belakang itu harus ditindak," katanya.