Jakarta (ANTARA News) - Hanya sehari setelah serangan Teror Thamrin di Jakarta, Indonesia, serangan sporadis menggunakan kombinasi bom dan senjata terjadi pula di Hotel Splendid di Ouagadougou, ibu kota Burkina Faso, sebuah negara di Afrika, Jumat malam waktu setempat.

Serangan teror itu adalah yang pertama menimpa Burkina Faso.

Burkina Faso yang berada di Afrika Barat memiliki penduduk 60 persen muslim.

Burkina Faso dilanda pergolakan politik sejak Oktober 2014 ketika Presiden Blaise Compaore dijatuhkan oleh demonstrasi rakyat.

Namun setelah penggulingan itu negeri ini malah diterjang kekerasan para militan islamis yang merancang serangan dari negara tetangga, Mali.

20 November 2015, dua militan bersenjata membunuh 20 ekspatriat asal Rusia, Tiongkok dan Amerika Serikat di sebuah hotel mewah di negeri itu.

Serangan terbaru ke Burkina Faso menjadi tantangan tersendiri bagi Presiden Roch Marc Kabore yang baru terpilih November tahun silam.

Kedutaan Besar Prancis di Burkina Faso sudah mengeluarkan peringatan Desember silam mengenai penculikan warga asing oleh para militan.

Sebuah kelompok militan Al-Mourabitoun mengaku Mei 2015 bahwa mereka telah menyandera seorang warga Rumania dari sebuah tambang di Burkina Faso.

Kemudian, sekitar 50 orang tak dikenal menyerang pos polisi Burkina Faso di perbatasan Mali pada Oktober 2015. Tiga polisi tewas oleh serangan ini, demikian Daily Mail.