Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengakui sektor pariwisata paling sensitif dengan isu keamanan menyusul aksi teror penembakan di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis.
"Pariwisata itu hubungannya linear dengan isu keamanan. Kalau isu keamanan naik 10 persen atau artinya aman, pariwisatanya juga naik 10 persen," katanya seusai menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan: Paradigma Baru Pengelolaan Sumber Daya untuk Kesejahteraan Rakyat yang digelar di Jakarta, Kamis.
Sektor perdagangan, lanjut Arief, juga terdampak atas isu keamanan tersebut meski tidak separah pariwisata.
Selanjutnya, investasi menjadi sektor yang paling tidak sensitif terhadap perkembangan isu keamanan.
"Istilahnya kalau isu keamanan naik 10 persen, investasi hanya naik 1 persen. Begitu pula kalau turun 10 persen, akan turun satu persen. Jadi yang paling sensitif itu pariwisata karena bisa positif dan negatif," katanya.
Kendati akan terpengaruh atas isu ledakan bom di depan Sarinah, Arief mengaku belum bisa memprediksi penurunan potensi wisata setelah kejadian tersebut.
"Harus dihitung berdasarkan Index Country Image, kalau karena sesuatu indeks kita turun 20 persen, pariwisata akan turun 20 persen kalau tidak segera di-recover (perbaiki)," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meyakini insiden tersebut tidak akan berdampak panjang bagi sektor ekonomi, khususnya terhadap pariwisata dan kepercayaan investor.
"Tentu dalam jangka pendek akan ada dampaknya (bagi pariwisata), tapi dalam jangka menengah dampaknya akan berkurang," katanya.
Komentar Menteri Pariwisata soal teror di Thamrin
14 Januari 2016 16:26 WIB
Menteri Pariwisata Arief Yahya (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: