Tiket presale "Ketika Mas Gagah Pergi" terjual 50.000 lembar
13 Januari 2016 21:27 WIB
Penulis Helvy Tiana Rosa bersama pemeran film adaptasi "Ketika Mas Gagah Pergi" Masaji Wijayanto (Yudi) dan Hamas Syahid Izzuddin (Gagah) di Wardah Day, Jakarta, Sabtu (27/6/2015) (ANTARA News/ Nanien Yuniar)
Jakarta (ANTARA News) - Tiket presale untuk film "Ketika Mas Gagah Pergi" (KMGP) yang diadaptasi dari novel Helvy Tiana Rosa telah terjual sebanyak 50.000 lembar.
"Kami jual di lima kota, Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang dan Bandung," kata Helvy pada Antara News di Jakarta, Rabu.
Jumlah 50.000 tiket merupakan kuota total yang disediakan untuk presale, imbuh Helvy.
Pembeli tiket presale dapat menonton lebih awal, yakni pada 15-17 Januari 2016. Film KMGP dijadwalkan tayang pada 21 Januari 2016.
Helvy mengatakan bila film KMGP ditonton sejuta penonton, pihaknya akan menyumbangkan Rp1 miliar untuk pendidikan anak di Indonesia bagian timur, juga Rp1 miliar untuk anak-anak di Palestina.
Dia juga berkomitmen menyumbangkan 50 persen keuntungan untuk dana kemanusiaan melalui Aksi Cepat Tanggap.
"Semoga film ini membawa perubahan bagi Indonesia. Walau film religi, semua orang apapun agamanya bisa menikmati," ujar kakak novelis Asma Nadia itu.
Novel "Ketika Mas Gagah Pergi" ditulis Helvy pada 1992 dan diterbitkan lima tahun kemudian. Buku yang sudah dicetak ulang 39 kali oleh tiga penerbit itu mengisahkan hubungan Gita dengan abangnya Mas Gagah tentang hijrah dan keindahan Islam.
Adaptasi layar lebar KMGP dibuat dengan urun dana (crowdfunding) ke 120 kota Indonesia.
"Ini adalah film Indonesia pertama yang dibiayai para pembaca," ujar dia.
"Kami jual di lima kota, Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang dan Bandung," kata Helvy pada Antara News di Jakarta, Rabu.
Jumlah 50.000 tiket merupakan kuota total yang disediakan untuk presale, imbuh Helvy.
Pembeli tiket presale dapat menonton lebih awal, yakni pada 15-17 Januari 2016. Film KMGP dijadwalkan tayang pada 21 Januari 2016.
Helvy mengatakan bila film KMGP ditonton sejuta penonton, pihaknya akan menyumbangkan Rp1 miliar untuk pendidikan anak di Indonesia bagian timur, juga Rp1 miliar untuk anak-anak di Palestina.
Dia juga berkomitmen menyumbangkan 50 persen keuntungan untuk dana kemanusiaan melalui Aksi Cepat Tanggap.
"Semoga film ini membawa perubahan bagi Indonesia. Walau film religi, semua orang apapun agamanya bisa menikmati," ujar kakak novelis Asma Nadia itu.
Novel "Ketika Mas Gagah Pergi" ditulis Helvy pada 1992 dan diterbitkan lima tahun kemudian. Buku yang sudah dicetak ulang 39 kali oleh tiga penerbit itu mengisahkan hubungan Gita dengan abangnya Mas Gagah tentang hijrah dan keindahan Islam.
Adaptasi layar lebar KMGP dibuat dengan urun dana (crowdfunding) ke 120 kota Indonesia.
"Ini adalah film Indonesia pertama yang dibiayai para pembaca," ujar dia.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: