Jakarta (ANTARA News) - Bullying verbal, berupa penindasan dengan memberi nama julukan kepada seseorang, dapat menyebabkan berbagai efek negatif hingga kematian, kata psikolog klinis dan hypnotherapist, Liza Marielly Djaprie.

"Bullying verbal biasanya tak terlihat, tetapi mematikan, karena tidak menimbulkan efek fisik seperti memar, namun nikam banget ke hati orang yang di-bully," katanya dalam kampanye anti-bullying yang digelar Coca-Cola Indonesia di Jakarta, Rabu.

Liza mengatakan, berdasarkan sejumlah penelitian, salah satu penyebab terbesar bunuh diri adalah akibat bullying, khususnya yang dilakukan berulang kali.

"Jadi efek psikologisnya banyak sekali. Korban bisa menyakiti dirinya sendiri karena menganggap dirinya tidak ada harganya lagi," kata penyandang gelar master psikologi klinis dari Universitas Indonesia tersebut.

Selain itu, ia mengatakan, bullying secara verbal juga dapat mengakibatkan gangguan fisik lain, di antaranya migrain dan tekanan darah tinggi.

Mengutip data dari UNICEF, pendiri komunitas anti-bullying SudahDong, Katyana Wardhana, mengatakan bahwa 50 persen anak melaporkan mengalami bullying di sekolah.

"Hal ini seringkali mengakibatkan minat dan prestasi sekolahnya menurun, bolos, pindah atau bahkan drop-out dari sekolah," kata dia.