Poso ditetapkan KLB demam berdarah
11 Januari 2016 23:48 WIB
Ilustrasi--Fogging Cegah DBD. Petugas Dinas Kesehatan melakukan pengasapan (fogging) untuk mencegah penyebaran jentik nyamuk penyebab DBD di kelurahan Huangobotu, Kota Gorontalo, Jumat (8/1). Sejak November 2015 hingga januari 2016 tercatat 80 warga Kota Gorontalo terkena DBD dan empat orang diantaranya meninggal. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)
Poso (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Poso menetapkan wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah menyebar di delapan kecamatan dengan kejadian 153 kasus.
Kedelapan kecamatan yakni kecamatan Poso Kota, Poso Kota Utara, Poso Kota Selatan, Poso Pesisir, Poso Pesisir Utara, Poso Pesisir Selatan, Lage dan Kecamatan Pamona Utara.
"Dalam empat bulan terakhir telah terjadi peningkatan kasus, tiga orang dinyatakan meninggal dunia karena terserang penyakit tersebut," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Poso, dr. Djani Moula di Poso, Senin.
Ia menjelaskan bahwa penetapan KLB, juga diakibatkan nyamuk Aedes Aegypti telah kebal dari cairan voging dan pemberian Abate. Sehingga penyebarannya virus tersebut telah sampai ke wilayah pegunungan.
"Wabah DBD di Poso sudah luar biasa, kita sudah berupaya melakukan penanganan secara maksimal baik dinas dan pihak Rumah Sakit, akan tetapi tetap saja mengalami peningkatan," ungkapnya.
Djani mengkhawatirkan kebalnya nyamuk dengan penanganan secara voging, serta penyebaran yang begitu cepat dapat memunculkan virus varian baru. Hal tersebut dikarenakan lokasi yang telah dilakukan penyemprotan saat ini masih menjadi daerah endemis DBD.
"Dalam beberapa bulan terakhir penyebaran penyakit DBD di lokasi yang sama masih juga terjadi," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat yang bermukim disekitar wilayah endemis, agar proaktif dalam melakukan kegiatan pembersihan sarana lingkungan, termasuk menjaga kemungkinan genangan air sebagai sarana perkembangan nyamuk.
"Kami berharap Pemprov dapat menyikapi penyebaran penyakit DBD di Poso, dengan kondisi penetapan KLB saat ini,"kata Djani.
Kedelapan kecamatan yakni kecamatan Poso Kota, Poso Kota Utara, Poso Kota Selatan, Poso Pesisir, Poso Pesisir Utara, Poso Pesisir Selatan, Lage dan Kecamatan Pamona Utara.
"Dalam empat bulan terakhir telah terjadi peningkatan kasus, tiga orang dinyatakan meninggal dunia karena terserang penyakit tersebut," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Poso, dr. Djani Moula di Poso, Senin.
Ia menjelaskan bahwa penetapan KLB, juga diakibatkan nyamuk Aedes Aegypti telah kebal dari cairan voging dan pemberian Abate. Sehingga penyebarannya virus tersebut telah sampai ke wilayah pegunungan.
"Wabah DBD di Poso sudah luar biasa, kita sudah berupaya melakukan penanganan secara maksimal baik dinas dan pihak Rumah Sakit, akan tetapi tetap saja mengalami peningkatan," ungkapnya.
Djani mengkhawatirkan kebalnya nyamuk dengan penanganan secara voging, serta penyebaran yang begitu cepat dapat memunculkan virus varian baru. Hal tersebut dikarenakan lokasi yang telah dilakukan penyemprotan saat ini masih menjadi daerah endemis DBD.
"Dalam beberapa bulan terakhir penyebaran penyakit DBD di lokasi yang sama masih juga terjadi," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat yang bermukim disekitar wilayah endemis, agar proaktif dalam melakukan kegiatan pembersihan sarana lingkungan, termasuk menjaga kemungkinan genangan air sebagai sarana perkembangan nyamuk.
"Kami berharap Pemprov dapat menyikapi penyebaran penyakit DBD di Poso, dengan kondisi penetapan KLB saat ini,"kata Djani.
Pewarta: Fauzi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: