Jakarta (ANTARA News) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana mencabut subsidi listrik 23 juta rumah tangga menengah k eatas yang masih menggunakan listrik 450 volt ampere (VA) dan 900 VA pada 2016.




Hal tersebut diyakini akan mempengaruhi Industri Kecil Menengah (IKM) komponen otomotif, kata Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Euis Saedah di Jakarta, Senin.




"Listrik itu berkontribusi 10-15 persen terhadap ongkos produksi IKM komponen. Jadi, kalau bicara listrik, mereka yang paling akan merasakannya," kata Euis.




Untuk itu, Euis mengimbau agar IKM komponen perlu melakukan diversifikasi produk untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan perekonomian, termasuk pencabutan subsidi listrik.




Sementara itu, diversifikasi produk mulai diinisiasi oleh Perkumpulan Industri Kecil Menengah Komponen Otomotif Indonesia (Pikko).




Ketua Pikko Rosalina Faried mengatakan, usahanya mulai melakukan diversifikasi produk dengan mengembangkan peredam bangunan.




"Dari peredam mobil yang biasa kami buat, sekarang kami kembangkan menjadi peredam bangunan. Kami akan luncurkan Februari. Kami bekerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS)," kata Rosa.




Rosa juga mengimbau kepada seluruh anggotanya untuk melakukan hal yang sama, terlebih saat ini sudah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).