KONI: Asian Games 2018 prioritas utama
11 Januari 2016 14:56 WIB
Tono Suratman terpilih kembali menjadi Ketua Umum KONI Pusat untuk periode 2015-2019 secara aklamasi dalam Musornas KONI ke-XII yang di ikuti 34 KONI se-Indonesia dan Pengurus Besar (PB) 58 cabang olahraga, Minggu (29/11). (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)
Jakarta (ANTARA News) - Pesta olahraga empat tahunan Asian Games 2018 di Indonesia akan menjadi prioritas utama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) di bawah pimpinan Tono Suratman dalam meningkatkan prestasi atlet, untuk mempersiapkannya KONI akan bekerja keras.
"Asian Games jadi prioritas tertinggi KONI masa bakti ini. Kami ingin kita sukses dalam hal penyelenggaraan juga prestasi. Urutannya prestasi harus naik," kata Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman di sela acara pengukuhan kepengurusan masa bakti 2015-2019 di Gedung Serba Guna Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin.
Menurut dia, tidak ada pilihan lain untuk mensukseskan kejuaraan olahraga terbesar di Asia itu. Apalagi Indonesia akan menjadi tuan rumah. KONI selaku lembaga yang menyiapkan atlet akan mendedikasikan pikiran dan tenaga untuk membina atlet demi meraih prestasi tertinggi.
Guna menyiapkan atlet, kata Tono, KONI tidak bisa sendiri. Namun, harus ada harmonisasi antara stakeholder olahraga nasional mulai dari pengurus besar cabang olahraga, Kemenpora, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) hingga Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).
"Kita tidak bisa sendiri. Kita harus kerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas. Harmonisasi dengan stakeholder olahraga yang lain juga harus dijaga sebaik-baiknya. Demi Merah Putih dan harkat martabat bangsa," kata Tono yang terpilih kembali memimpin KONI itu.
Pria yang kedua kalinya memimpin KONI itu menegaskan, demi mensukseskan program tidak hanya tergantung dari hubungan harmonis dengan stakeholder olahraga yang lain, namun juga adanya dedikasi yang tinggi dari pengurus induk organisasi olahraga Indonesia itu sendiri.
"Jadikan masa bakti ini wahana pengabdian keolahragaan bukan mencari kedudukan. Satukan tekad dan langkah untuk olahraga, bukan yang lain. Ikuti AD/ART dan putusan rapat dan musyawarah sebagai acuan langkah," kata mantan Ketua PB IKASI itu.
Tidak hanya Asian Games 2018, KONI juga akan memaksimalkan semua kejuaraan yang akan berlangsung dalam empat tahun ke depan. Menurut dia, tugas berat sudah di depan mata karena ada beberapa kejuaraan yang harus disiapkan di antaranya PON 2016, Olimpiade 2016, PON Remaja 2017, SEA Games 2017 dan puncaknya Asian Games 2018.
Demi mensukseskan semua kejuaraan tersebut pihaknya juga akan membantuk semua yang diinginkan Satlak Prima termasuk dalam menentukan pelatih asing. Apalagi KONI Pusat juga sudah melakukan kerjasama dengan Korea Selatan.
"Mereka (Korea) ingin memberikan pelatih cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade misalnya taekwondo, judo, badminton, panahan dan gulat," kata Tono.
"Asian Games jadi prioritas tertinggi KONI masa bakti ini. Kami ingin kita sukses dalam hal penyelenggaraan juga prestasi. Urutannya prestasi harus naik," kata Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman di sela acara pengukuhan kepengurusan masa bakti 2015-2019 di Gedung Serba Guna Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin.
Menurut dia, tidak ada pilihan lain untuk mensukseskan kejuaraan olahraga terbesar di Asia itu. Apalagi Indonesia akan menjadi tuan rumah. KONI selaku lembaga yang menyiapkan atlet akan mendedikasikan pikiran dan tenaga untuk membina atlet demi meraih prestasi tertinggi.
Guna menyiapkan atlet, kata Tono, KONI tidak bisa sendiri. Namun, harus ada harmonisasi antara stakeholder olahraga nasional mulai dari pengurus besar cabang olahraga, Kemenpora, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) hingga Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).
"Kita tidak bisa sendiri. Kita harus kerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas. Harmonisasi dengan stakeholder olahraga yang lain juga harus dijaga sebaik-baiknya. Demi Merah Putih dan harkat martabat bangsa," kata Tono yang terpilih kembali memimpin KONI itu.
Pria yang kedua kalinya memimpin KONI itu menegaskan, demi mensukseskan program tidak hanya tergantung dari hubungan harmonis dengan stakeholder olahraga yang lain, namun juga adanya dedikasi yang tinggi dari pengurus induk organisasi olahraga Indonesia itu sendiri.
"Jadikan masa bakti ini wahana pengabdian keolahragaan bukan mencari kedudukan. Satukan tekad dan langkah untuk olahraga, bukan yang lain. Ikuti AD/ART dan putusan rapat dan musyawarah sebagai acuan langkah," kata mantan Ketua PB IKASI itu.
Tidak hanya Asian Games 2018, KONI juga akan memaksimalkan semua kejuaraan yang akan berlangsung dalam empat tahun ke depan. Menurut dia, tugas berat sudah di depan mata karena ada beberapa kejuaraan yang harus disiapkan di antaranya PON 2016, Olimpiade 2016, PON Remaja 2017, SEA Games 2017 dan puncaknya Asian Games 2018.
Demi mensukseskan semua kejuaraan tersebut pihaknya juga akan membantuk semua yang diinginkan Satlak Prima termasuk dalam menentukan pelatih asing. Apalagi KONI Pusat juga sudah melakukan kerjasama dengan Korea Selatan.
"Mereka (Korea) ingin memberikan pelatih cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade misalnya taekwondo, judo, badminton, panahan dan gulat," kata Tono.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: