IHSG Senin dibuka melemah 37,66 poin
11 Januari 2016 10:22 WIB
Pembukaan Saham Perdana 2016 Tamu undangan mengamati pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2016 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1). Presiden meminta pelaku usaha optimis menghadapi perekonomian 2016. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari) ()
Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin, dibuka melemah sebesar 37,66 poin atau 0,82 persen ke posisi 4.508,62.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 9,68 poin (1,22 persen) menjadi 780,37.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Senin mengatakan bahwa IHSG BEI dibayangi oleh perekonomian Tiongkok yang melambat seiring dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 6,7 persen pada tahun 2016, lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan 6,9 persen pada 2015.
"Negara berkembang di kawasan Asia secara keseluruhan cukup tergantung pada pertumbuhan ekonomi Tiongkok," katanya.
Ia menambahkan bahwa sentimen harga minyak yang masih berada di area negatif juga menghambat laju IHSG BEI pada awal pekan (11/1) ini. Ketegangan Arab Saudi dan Iran memberikan andil besar bagi harga minyak dunia.
"Akumulasi kecemasan pasar terhadap harga minyak dunia serta perekonomian Tiongkok akan membayangi laju IHSG pada pekan ini," katanya.
Sementara itu, Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengharapkan bahwa cadangan devisa Indonesia periode Desember 2015 yang mencatatkan kenaikan dapat menahan pelemahan indeks BEI lebh dalam.
"Naiknya cadangan devisa Indonesia itu menunjukan kondisi perekonomian dalam negeri yang stabil, diharapkan diapresiasi pelaku pasar," katanya.
Dalam data Bank Indonesia tercatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2015 ini tercatat sebesar 105,9 miliar dolar AS, meningkat signifikan dari posisi akhir November 2015 sebesar 100,2 miliar dolar AS.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng turun 443,00 poin (2,17 persen) menjadi 20.010,71, indeks KOSPI melemah 14,81 poin (0,77 persen) ke level 1.902,81, dan Straits Times melemah 55,44 poin (2,00 persen) ke posisi 2.696,32.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 9,68 poin (1,22 persen) menjadi 780,37.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Senin mengatakan bahwa IHSG BEI dibayangi oleh perekonomian Tiongkok yang melambat seiring dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 6,7 persen pada tahun 2016, lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan 6,9 persen pada 2015.
"Negara berkembang di kawasan Asia secara keseluruhan cukup tergantung pada pertumbuhan ekonomi Tiongkok," katanya.
Ia menambahkan bahwa sentimen harga minyak yang masih berada di area negatif juga menghambat laju IHSG BEI pada awal pekan (11/1) ini. Ketegangan Arab Saudi dan Iran memberikan andil besar bagi harga minyak dunia.
"Akumulasi kecemasan pasar terhadap harga minyak dunia serta perekonomian Tiongkok akan membayangi laju IHSG pada pekan ini," katanya.
Sementara itu, Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengharapkan bahwa cadangan devisa Indonesia periode Desember 2015 yang mencatatkan kenaikan dapat menahan pelemahan indeks BEI lebh dalam.
"Naiknya cadangan devisa Indonesia itu menunjukan kondisi perekonomian dalam negeri yang stabil, diharapkan diapresiasi pelaku pasar," katanya.
Dalam data Bank Indonesia tercatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2015 ini tercatat sebesar 105,9 miliar dolar AS, meningkat signifikan dari posisi akhir November 2015 sebesar 100,2 miliar dolar AS.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng turun 443,00 poin (2,17 persen) menjadi 20.010,71, indeks KOSPI melemah 14,81 poin (0,77 persen) ke level 1.902,81, dan Straits Times melemah 55,44 poin (2,00 persen) ke posisi 2.696,32.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: