Balikpapan (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menjamin pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan gas di perbatasan Kalimantan mencakup Nunukan dan Sebatik aman dan tetap mencukupi pasca-diturunkannya harga oleh pemerintah pada 5 Januari 2016.

Di sejumlah daerah di Kalimantan Timur, antara lain di Bontang, penurunan harga sempat memicu aksi beli oleh masyarakat sehingga terjadi antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

"Hal seperti itu membuat seolah-olah BBM langka, padahal stoknya cukup. Begitu pula untuk daerah perbatasan seperti Tarakan, terutama Nunukan dan Sebatik. Sekali lagi, kami jamin stok BBM cukup," kata Hubungan Masyarakat PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VI Bagja Mahendra, Sabtu.

Konsumsi rata-rata BBM per bulan di Nunukan adalah 1.300 Kilo Liter (KL) premium, 250 KL solar, dan 80 KL pertamax. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, di wilayah Nunukan terdapat enam agen premium dan minyak solar (APMS) yang bertugas menyalurkan premium, solar subsidi, dan pertamax.

"Hingga tadi Jumat stok rata-rata di APMS masih berada di level 60 Kilo Liter (KL) untuk premium, solar 20 KL, dan pertamax 10 KL," ungkap Mahendra.

Di Sebatik, ia mengemukakan, terpantau stok di APMS sebanyak 80 KL premium, dan 20 KL solar. Status distribusinya berada di kategori regular.

Pertamina memiliki tiga status untuk distribusi yakni regular, alternatif, dan emergensi. Level regular adalah distribusi lancar tanpa kendala dan menggunakan cara dan jalur yang lazim untuk rute tersebut.

Status alternatif adalah penyaluran BBM harus menggunakan rute yang berbeda dari lazimnya untuk menyampaikan BBM kepada masyarakat di suatu kawasan dan mungkin memerlukan waktu lebih lama daripada regular, semetara level status emergensi adalah BBM dikirim dengan cara sedemikian rupa, melewati jalur yang mungkin bukan jalur regular, dengan maksud sampai ke masyarakat secepat-cepatnya.

"Untuk Tarakan, Nunukan, Sebatik, semuanya ada di level regular," kata Mahendra.

Ia juga menyatakan bahwa pengiriman BBM dari Tarakan dengan menggunakan kapal juga sesuai jadwal. Pada Kamis (7/1) kapal pengangkut BBM dari Tarakan sudah merapat dan bongkar muatan di Nunukan.

Menurut dia, MOR VI terus menerus memantau pergerakan distribusi BBM dan gas secara real-time guna mengantisipasi potensi gangguan.

"Kami sadar medan distribusi di Kalimantan secara keseluruhan memang sangat menantang, karena itu kami maksimalkan seluruh kemampuan distribusi yang ada dengan tetap memperhatikan aspek-aspek keselamatan," demikian Bagja Mahendra.