Pekanbaru (ANTARA News) - Seekor buaya sungai berukuran cukup besar dengan panjang mencapai 3 meter menyerang seorang peternak di Desa Hibrida, Kecamatan Teluk Belengkong Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
"Beruntung korban selamat setelah hewan buas itu hanya menerkam kaki korban. Meski begitu, korban harus kehilangan kaki kirinya akibat gigitan buaya tersebut," jelas Kepala Kepolisian Resor Indragiri Hilir Ajun Komisaris Besar Polisi Hadi Wicaksono dihubungi Antara dari Pekanbaru, Sabtu.
Dia menjelaskan kejadian nahas itu terjadi pada Jumat siang (8/1) saat korban bernama Suwarso (46) mencari rumput untuk hewan ternak peliharaannya di tempat kejadian perkara. Hanya saja pada saat itu, korban berada tidak jauh dari pinggiran sungai.
Pada saat korban memotong rumput, tiba-tiba muncul seekor buaya dan langsung menerkam kaki kiri korban. "Korban berusaha melepaskan kakinya dari gigitan buaya itu. Namun semakin korban meronta, gigitan buaya semakin kuat," ujarnya.
Pada saat itu, korban yang sedang memegang sabit yang digunakan untuk memotong rumput langsung memotong pergelangan kakinya sendiri sehingga korban selamat. Sementara buaya meninggalkan korban dengan membawa potongan kaki Suwarno.
Sementara itu, pasca kejadian sejumlah warga berdatangan dan membantu korban serta membawanya ke rumah sakit setempat. Menurut Hadi, kondisi korban saat ini sudah stabil sementara kaki kiri korban terpaksa diamputasi.
Hadi mengatakan dalam dua bulan terakhir, kejadian serangan buaya di lokasi yang sama terjadi sebanyak dua kali. Sebelumnya seorang ibu paruh baya diserang buaya hingga tewas. "Namun jasad korban berhasil diselamatkan warga sebelum buaya sempat memangsanya," jelasnya.
Untuk itu, Hadi mengimbau kepada warga agar menjauhi sekitar lokasi sungai sementara pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi berwenang untuk mengambil kebijakan terkait serangan buaya tersebut.
Seekor buaya sungai serang peternak di Indragiri Hilir
9 Januari 2016 12:28 WIB
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Pewarta: Fazar Muhardi & Anggi Romadhoni
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: