BPBD: air warga Minahasa Tenggara layak dikonsumsi
9 Januari 2016 10:45 WIB
Gunung Soputan menyemburkan lava pijar dan debu vulkanis terlihat dari Desa Silian 3, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Selasa (5/1/2016). (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono)
Minahasa Tenggara (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Tenggara memastikan sumber air milik warga yang terkena abu vulkanik letusan Gunung Soputan dapat dikonsumsi setelah adanya rekomendasi dari Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan ( HAKLI) Provinsi Sulawesi Utara.
"Setelah diperiksa tim ahli khusus kesehatan lingkungan sudah melakukan pemeriksaan sumber air dari warga di tiga desa yang terkena abu vulkanik, dan hasilnya bisa dikonsumsi," kata Kasie Rehab Rekon BPBD Kabupaten Minahasa Tenggara Erick Manaroinsong di Ratahan, Sabtu.
Ia menuturkan, dari pemeriksaan tim ahli kesehatan lingkungan tersebut konstruksi wadah penampungan air yang tak memenuhi syarat kesehatan.
"Memang warnanya masih kecoklatan akibat wadah penampungnya yang dibangun menurut tim yang melakukan pemeriksaan tak sesuai konstruksi, jadi biar hujan airnya akan tetap kabur," terangnya.
Erick menambahkan untuk lebih memastikan kualitas air dapat dikonsumsi, tim peneliti kesehatan lingkungan tersebut melakukan pemeriksaan lanjutan.
"Pemeriksaan lanjutan untuk memastikan, sekaligus akan dibagikan alat saringan untuk mendapatkan air yang lebih bersih dan dapat dikonsumsi," katanya.
Selain itu menurut Erick sebelum adanya pemeriksaan dari tim peneliti kesehatan lingkungan, pihaknya telah mengimbau warga untuk belum mengonsumsi air desa.
"Karena kita belum tahu pasti jika air ini sudah bisa dikonsumsi atau tidak sebelum adanya pemeriksaan terlebih dahulu oleh tim ahli," ujarnya. Erick mengatakan, sejumlah bantuan tangki air bersih masih dioperasikan untuk melayani kebutuhan masyarakat yang belum menggunakan sumber air desa.
"Tangki-tangki air bersih masih kita operasikan ke masyarakat, ada juga bantuan tangki air bersih dari BPBD Minahasa Selatan," katanya.
"Setelah diperiksa tim ahli khusus kesehatan lingkungan sudah melakukan pemeriksaan sumber air dari warga di tiga desa yang terkena abu vulkanik, dan hasilnya bisa dikonsumsi," kata Kasie Rehab Rekon BPBD Kabupaten Minahasa Tenggara Erick Manaroinsong di Ratahan, Sabtu.
Ia menuturkan, dari pemeriksaan tim ahli kesehatan lingkungan tersebut konstruksi wadah penampungan air yang tak memenuhi syarat kesehatan.
"Memang warnanya masih kecoklatan akibat wadah penampungnya yang dibangun menurut tim yang melakukan pemeriksaan tak sesuai konstruksi, jadi biar hujan airnya akan tetap kabur," terangnya.
Erick menambahkan untuk lebih memastikan kualitas air dapat dikonsumsi, tim peneliti kesehatan lingkungan tersebut melakukan pemeriksaan lanjutan.
"Pemeriksaan lanjutan untuk memastikan, sekaligus akan dibagikan alat saringan untuk mendapatkan air yang lebih bersih dan dapat dikonsumsi," katanya.
Selain itu menurut Erick sebelum adanya pemeriksaan dari tim peneliti kesehatan lingkungan, pihaknya telah mengimbau warga untuk belum mengonsumsi air desa.
"Karena kita belum tahu pasti jika air ini sudah bisa dikonsumsi atau tidak sebelum adanya pemeriksaan terlebih dahulu oleh tim ahli," ujarnya. Erick mengatakan, sejumlah bantuan tangki air bersih masih dioperasikan untuk melayani kebutuhan masyarakat yang belum menggunakan sumber air desa.
"Tangki-tangki air bersih masih kita operasikan ke masyarakat, ada juga bantuan tangki air bersih dari BPBD Minahasa Selatan," katanya.
Pewarta: Fidel Malumbot
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: