Pemerintah akan hentikan pengeboran sumur Lapindo
8 Januari 2016 22:29 WIB
Sebuah alat berat melakukan pengurukan dan pemadatan tanah sebagai tahap awal pengeboran sumur gas bumi di Sumur Tanggulangin 1, Desa Kedungbanteng, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (8/1/16). Perusahaan minyak dan gas Lapindo Brantas, Inc akan kembali melakukan pengeboran gas di dua sumur baru yang menghasilkan gas masing- masing 5 MMSCFD (million standard cubic feet per day) atau 5 juta standar kaki kubik per hari. (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja menyatakan sudah berkoordinasi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Migas untuk menghentikan rencana pengeboran sumur gas oleh Lapindo Brantas Inc di Sidoarjo, Jatim.
"Perlu direevaluasi keamanan baik dari sisi aspek geologi maupun sosial," katanya di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, hingga detik ini, Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM belum memberikan persetujuan dari aspek keselamatan kerja pengeboran sumur gas itu.
Lapindo Brantas Inc mengambil sejumlah persiapan pengeboran berupa pematangan lahan yang akan menjadi bakal lokasi sumur gas Tanggulangin 1 dan Tanggulangin 2 di Desa Kedung Banteng, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada Rabu (6/1).
Sejumlah persiapan perlu dilakukan sebelum mulai mengebor sumur pada Maret 2016.
Ratusan polisi dan tentara menjaga ketat persiapan pengeboran sumur itu setelah warga setempat menolaknya.
Warga menolak karena trauma dengan peristiwa semburan lumpur Banjar Panji 1 di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong pada 2006 terulang kembali.
Sumur baru yang akan dibor hanya sekitar dua kilometer dari pusat semburan yang telah menenggelamkan ribuan rumah, sarana, dan prasarana umum.
Pengeboran sumur gas Tanggulangin 1 dan 2 itu seharusnya sudah dilaksanakan sejak 2012, namun terus tertunda karena ditolak masyarakat.
Produksi gas dari dua sumur baru yang ditargetkan mencapai lima juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD) itu untuk memenuhi kebutuhan gas rumah tangga di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo.
"Perlu direevaluasi keamanan baik dari sisi aspek geologi maupun sosial," katanya di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, hingga detik ini, Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM belum memberikan persetujuan dari aspek keselamatan kerja pengeboran sumur gas itu.
Lapindo Brantas Inc mengambil sejumlah persiapan pengeboran berupa pematangan lahan yang akan menjadi bakal lokasi sumur gas Tanggulangin 1 dan Tanggulangin 2 di Desa Kedung Banteng, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada Rabu (6/1).
Sejumlah persiapan perlu dilakukan sebelum mulai mengebor sumur pada Maret 2016.
Ratusan polisi dan tentara menjaga ketat persiapan pengeboran sumur itu setelah warga setempat menolaknya.
Warga menolak karena trauma dengan peristiwa semburan lumpur Banjar Panji 1 di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong pada 2006 terulang kembali.
Sumur baru yang akan dibor hanya sekitar dua kilometer dari pusat semburan yang telah menenggelamkan ribuan rumah, sarana, dan prasarana umum.
Pengeboran sumur gas Tanggulangin 1 dan 2 itu seharusnya sudah dilaksanakan sejak 2012, namun terus tertunda karena ditolak masyarakat.
Produksi gas dari dua sumur baru yang ditargetkan mencapai lima juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD) itu untuk memenuhi kebutuhan gas rumah tangga di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
Tags: