Jakarta (ANTARA News) - Setiap Kodam di Indonesia memiliki detasemen zeni yang dikatakan Kepala Dinas TNI AD, Brigadir Jenderal TNI Sabrar Fadhillah sedang dalam proses peningkatan status menjadi setingkat batalion.


Tentu bukan cuma kerangka organisasi dan personelnya yang disiapkan, namun juga peralatan dan infrastruktur lain, yang memerlukan biaya tidak kecil. Detasemen yang dipimpin seorang mayor, merupakan satuan sekelas di bawah batalion dengan letnan kolonel sebagai komandannya.




"Zeni sedang 'laku keras'. Maka itu sudah ada pembicaraan internal untuk peningkatan, tetapi secara teknis belum karena berkaitan dengan anggaran," kata Fadhilah, di Jakarta Pusat, Jumat.




Pembangunan ratusan kilometer jalan di perbatasan Indonesia, sebagai misal, aktif melibatkan Korps Zeni. Demikian juga dengan misi internasional Indonesia di bawah bendera Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB yang memerlukan kehadiran personel Korps Zeni.




Menurut dia, peningkatan status itu bagian dari prioritas TNI AD, yang juga meliputi peningkatan kemampuan kualitas prajurit secara umum.

TNI secara keseluruhan memang tengah nol pertumbuhan untuk jumlah prajuritnya, namun bukan berarti betul-betul tidak menambah personel sama sekali. "Kalau dibutuhkan, maka penambahan personil akan dilakukan. Karena ini semua kait-mengait. Kalau menarik personel pasti yang memiliki kemampuan di bidang itu," katanya.

Korps Zeni (Genie, bahasa Prancis) merupakan korps tersendiri dalam militer yang memiliki kualifikasi dalam hal pendirian sekaligus memusnahkan bangunan dan konstruksi permanen dan semi permanen, peledakan dan penjinakan peledak, hingga peperangan berstandar nuklir, biologi, dan kimia.




TNI AD mengenal pembagian organisasi Korps Zeni ini berdasarkan tugas pokok mereka, yaitu zeni tempur dan zeni konstruksi.




"Meski sudah ada rencana, namun teknis dalam peningkatan detasemen zeni belum dilakukan," ucapnya.