Markas Besar PBB, New York (ANTARA News) - Dewan Keamanan PBB, Rabu, sepakat memberikan langkah-langkah baru menghukum Korea Utara karena pengumuman yang mengguncang mengenai percobaan bom cair yang mendapat kecaman dunia serta menimbulkan kekhawatiran.

Para pakar sangat skeptis atas pengakuan bom cair tercanggih, bila masih perlu dibuktikan, dalam percobaan terakhir dari janji Korea Utara untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir yang maju.

Dengan mendapat dukungan dari Tiongkok alias China, sekutu utama Pyongyang, ke 15 anggota DK-PBB mengecam keras percobaan tersebut dan sedang bekerja untuk merancang resolusi yang akan berisi "langkah-langkah penting lebih lanjut".

Diplomat PBB membenarkan bahwa perundingan sedang berlangsung untuk meningkatkan sejumlah sanksi yang sudah diterapkan bagi Korea Utara sejak melancarkan ujiboba senjata nuklir pada 2006.

"Saya berharap Korea Utara menghentikan percobaan nuklir lebih lanjut," kata sekretaris jenderal PBB Ban Ki-moon menegaskan suara kecaman dunia mengenai percobaan nuklir yang baru diluncurkan Korea Utara yang biasanya disampaikan oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan tetapi sekarang juga diserukan oleh sekutunya, Tiongkok.

Kecaman dan ancaman sanksi sudah sangat akrab sejak Korea Utara melakukan percobaan nuklir pada 2006, 2009 dan 2013 dan banyak suara yang menekankan perlunya menemukan strategi yang menggabungkan antara pemaksaan dan perundingan.

"Prioritasnya adalah menemukan cara untuk menekan Korea Utara membatasi kapasitas senjata nuklir dan membina hubungan diplomasi," kata David Albright, ketua Institut Sains dan Keamanan Internasional, yang berpusat di Washington.

Namun reaksi Korea Selatan tisak dapat berkompromi, terlihat pada sikap Presiden Park Geun-hye yang meminta tanggapan internasional atas tindakan yang disebutnya sebagai provokasi suram.

Menteri Pertahanan Korea Selatan, Han Min-koo, Kamis, berjanji Pyongyang akan "membayar" provokasi paling akhir itu.

Dalam pembicaraan melalui telepon dengan timpalannya di Amerika Serikat, Ashton Carter, Han mengatakan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menyelaraskan strategi pencegahan dan meodorong program tahunan latihan militer bersama yang selalu dikecam Pyongyang sebagai kegiatan persiapan invasi.

Dalam pengumuman keberhasilannya melakukan ujicoba bom cair, Korea Utara disebutkan menduduki jajaran negara-negara nuklir maju seperti Rusia dan Prancis dan Amerika Serikat yang juga mengembangkan perangkat termonuklir.

Perintah ujicoba ditandatangani secara langsung oleh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dengan disertai pesan tertulis tangan untuk mengawali "menggetarkan suara ledakan bom cair pertama pada 2016"