Medan (ANTARA News) - Kementerian Pertanian diminta dapat menjelaskan alasan yang logis dan mendesak sehingga memaksa Indonsia harus mengimpor sapi untuk kebutuhan dalam negeri.

Anggota Komisi IV DPR, Fadly Nurzal, di Medan, Rabu, kaget dengan rencana Kementerian Pertanian dalam impor sapi itu.

Di awal masa jabatan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan dukungan penuh karena mengusung tema swasembada pangan dan memberdayakan petani dan peternak dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

"Membingungkan, dulu temanya swasembada, kenapa tiba-tiba, sekarang kok temanya impor," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

Sebenarnya, kata Fadly, kebijakan impor sapi tidak salah jika didukung alasan dan perhitungan jelas mengenai kondisi dan tingkat kebutuhan.

Namun dengan persentase impor cukup besar seperti direncanakan Kementerian Pertanian, dikhawatirkan dapat mengancam kelancaran usaha peternak nasional.

"Lalu apa kerjanya menteri, apa kerja pemerintah kalau pasar kita dipenuhi barang impor," katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hary Priyono, mengatakan, jumlah sapi yang akan diimpor pada tahun 2016 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri adalah sekitar 600.000 sapi.

Impor itu dikarenakan kebutuhan konsumsi daging sapi Indonesia mencapai 675.000 ton, sedangkan stok di Kementerian Pertanian dan Bulog diperkirakan sekitar 416.000 ton. Sehingga impornya akan mencapai 238.000 ton atau 600.000 sapi untuk 2016