Program SPR Kementan tingkatkan kesejahteraaan peternak
6 Januari 2016 00:59 WIB
ilustrasi Peternak memberi makan sapi di sentra pengembangbiakan sapi di Jalan Soekarno Hatta Palembang, Sumsel, Senin (7/9). Memasuki musim kering penjual hewan kurban mengaku kesulitan mendapatkan pakan rumput. (ANTARA FOTO/ Feny Selly)
Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah peternak yang tergabung dalam Sentra Peternakan Rakyat (SPR) mengapresiasi Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang melakukan terobosan membentuk SPR untuk meningkatkan kesejahteraan para peternak di Tanah Air.
"SPR merupakan program Kementerian Pertanian yang sudah diterapkan di beberapa daerah. Alhamdulillah, dampak positif dari program ini sudah kami rasakan," kata Ketua SPR Temayang di Bojonegoro, Darwanto, dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (5/1) malam.
Menurutnya, SPR fokus melakukan transfer ilmu yang dibantu oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melatih masyarakat agar memiliki kemampuan tinggi dalam beternak.
Ia menjelaskan, program SPR ini sangat penting untuk mengenalkan para peternak mengenai kelembagaan, serta menjalankan usaha ternak.
Dikatakan, jumlah peternak di Bojonegoro sudah meningkat, dari awalnya hanya 9 orang, kini sudah menjadi 100 orang.
Hal senada diungkapkan Ketua SPR Betung di Banyuasin, Suroso, yang mengatakan bahwa sebelumnya para peternak tidak mengerti mengenai pakan ternak, perkawinan melalui inseminasi buatan, dan beberapa hal penting terkait masalah ternak.
"SPR sangat membantu peternak di Banyuasin. Masyarakat awalnya tidak tahu mengenai masalah kesehatan ternak, apalagi masalah kawin suntik. Tetapi melalui Gugus Perwakilan Pemilik Ternak (GPPT), kita sering mengadakan pertemuan langsung, memberikan pengarahan, dan mengajarkan mengenai usaha ternak," kata Suroso.
Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Muladno menjelaskan, SPR merupakan program yang ditujukan untuk melakukan penataan ternak sekaligus peternak. Program ini memiliki tujuan yaitu mewujudkan usaha peternakan rakyat dalam suatu perusahaan kolektif yang dikelola dalam satu manajemen, meningkatkan daya saing usaha peternakan melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan penguatan keterampilan peternakan rakyat.
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak rakyat, dan meningkatkan kemudahan pelayanan teknis dan ekonomis bagi peternak rakyat," kata Muladno.
Ia menambahkan, SPR sudah diuji coba di 11 titik lokasi SPR yaitu Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan. Uji coba ini telah sukses dilaksanakan dan akan direplikasi di beberapa daerah.
Rencananya, Ditjen PKH pada tahun 2016 akan membentuk 50 titik SPR yang melibatkan kurang lebih 25 ribu RTP. Sebagai tindaklanjut, Ditjen PKH akan melakukan rekrutmen manajer di 50 lokasi SPR yang akan menjadi target di tahun 2016.
Saat ini, Ditjen PKH telah merekrut dan melatih 50 Gugus Perwakilan Pemilik Ternak (GPPT) untuk melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan pada tahun 2016.
"SPR merupakan program Kementerian Pertanian yang sudah diterapkan di beberapa daerah. Alhamdulillah, dampak positif dari program ini sudah kami rasakan," kata Ketua SPR Temayang di Bojonegoro, Darwanto, dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (5/1) malam.
Menurutnya, SPR fokus melakukan transfer ilmu yang dibantu oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melatih masyarakat agar memiliki kemampuan tinggi dalam beternak.
Ia menjelaskan, program SPR ini sangat penting untuk mengenalkan para peternak mengenai kelembagaan, serta menjalankan usaha ternak.
Dikatakan, jumlah peternak di Bojonegoro sudah meningkat, dari awalnya hanya 9 orang, kini sudah menjadi 100 orang.
Hal senada diungkapkan Ketua SPR Betung di Banyuasin, Suroso, yang mengatakan bahwa sebelumnya para peternak tidak mengerti mengenai pakan ternak, perkawinan melalui inseminasi buatan, dan beberapa hal penting terkait masalah ternak.
"SPR sangat membantu peternak di Banyuasin. Masyarakat awalnya tidak tahu mengenai masalah kesehatan ternak, apalagi masalah kawin suntik. Tetapi melalui Gugus Perwakilan Pemilik Ternak (GPPT), kita sering mengadakan pertemuan langsung, memberikan pengarahan, dan mengajarkan mengenai usaha ternak," kata Suroso.
Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Muladno menjelaskan, SPR merupakan program yang ditujukan untuk melakukan penataan ternak sekaligus peternak. Program ini memiliki tujuan yaitu mewujudkan usaha peternakan rakyat dalam suatu perusahaan kolektif yang dikelola dalam satu manajemen, meningkatkan daya saing usaha peternakan melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan penguatan keterampilan peternakan rakyat.
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak rakyat, dan meningkatkan kemudahan pelayanan teknis dan ekonomis bagi peternak rakyat," kata Muladno.
Ia menambahkan, SPR sudah diuji coba di 11 titik lokasi SPR yaitu Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan. Uji coba ini telah sukses dilaksanakan dan akan direplikasi di beberapa daerah.
Rencananya, Ditjen PKH pada tahun 2016 akan membentuk 50 titik SPR yang melibatkan kurang lebih 25 ribu RTP. Sebagai tindaklanjut, Ditjen PKH akan melakukan rekrutmen manajer di 50 lokasi SPR yang akan menjadi target di tahun 2016.
Saat ini, Ditjen PKH telah merekrut dan melatih 50 Gugus Perwakilan Pemilik Ternak (GPPT) untuk melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan pada tahun 2016.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: