Ultah Mooryati Soedibyo dihadiri menteri dan pesohor
5 Januari 2016 21:06 WIB
BRA Mooryati Soedibyo Pendiri perusahaan jamu dan kosmetika berbahan tradisional Indonesia Mustika Ratu, BRA Mooryati Soedibyo menjelaskan perjalanan hidupnya saat konferensi pers jelang perayaan hari jadinya, di Kediamannya, Kawasan Menteng, Jakarta, Senin (4/1). (ANTARA FOTO/Teresia May)
Jakarta (ANTARA News) - Perayaan Ulang Tahun ke-88 pengusaha jamu dan kosmetik terkemuka di Indonesia Mooryati Soedibyo, Selasa, dihadiri oleh sejumlah menteri Kabinet Kerja, mantan menteri, dan pesohor Tanah air.
Dari Kabinet Kerja, misalnya, hadir Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dalam acara yang digelar di salah satu hotel kawasan Jakarta Selatan tersebut.
Selain menteri, Wakil Presiden ke-6 Indonesia Try Sutrisno, mantan Menko Polhukam Wiranto, mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta dan putra bungsu Presiden Soekarno, Guruh Soekarnoputra, juga menghadiri peringatan 11 windu pendiri PT Mustika Ratu dan Yayasan Puteri Indonesia (YPI) itu.
Para pesohor, seperti Sundari Soekoco dalam senandung keroncong serta Cak Lontong juga meramaikan acara santap malam para undangan.
Mooryati Soedibyo yang dijuluki "empu jamu" ini lahir pada 1928 di Keraton Surakarta Hadiningrat.
Sejak berusia tiga tahun, ia mulai membiasakan dan menghayati sejak muda tradisi budaya keraton, belajar membiasakan berbahasa Jawa yang baik, bertata krama, berbagai tata seni dan tradisi sarana perawatan kesehatan dan kecantikan serta belajar filosofi keraton.
"Sejak masih kecil kalau tidak doyan makan, saya dicekoki jamu temu ireng. Pahitnya minta ampun," kata Mooryati pada konferensi pers peringatan ulang tahunnya ke-88, Senin (4/1).
Memasuki usianya kini, Mooryati pun masih aktif dalam berbagai kegiatan, seperti menjadi salah satu penasihat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia dan sesekali mengawasi perusahaan yang sekarang dilanjutkan anaknya, Putri K. Wardani sebagai Presiden Direktur PT Mustika Ratu.
Bisnis jamu yang dirintis Mooryati sejak 1973 di garasi rumahnya dengan meramu sendiri minuman beras kencur, kini telah mengembangkan pasarannya hingga ke lebih dari 20 negara, di antaranya Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Malaysia dan Brunai Darussalam.
"Saya mulai usaha bersama dua orang pembantu rumah tangga dengan modal sendiri cuma Rp25.000. Modal ini cukup untuk membuat 100 botol beras kencur. Saya jual sebotol Rp1.000," kata Mooryati.
Dari Kabinet Kerja, misalnya, hadir Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dalam acara yang digelar di salah satu hotel kawasan Jakarta Selatan tersebut.
Selain menteri, Wakil Presiden ke-6 Indonesia Try Sutrisno, mantan Menko Polhukam Wiranto, mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta dan putra bungsu Presiden Soekarno, Guruh Soekarnoputra, juga menghadiri peringatan 11 windu pendiri PT Mustika Ratu dan Yayasan Puteri Indonesia (YPI) itu.
Para pesohor, seperti Sundari Soekoco dalam senandung keroncong serta Cak Lontong juga meramaikan acara santap malam para undangan.
Mooryati Soedibyo yang dijuluki "empu jamu" ini lahir pada 1928 di Keraton Surakarta Hadiningrat.
Sejak berusia tiga tahun, ia mulai membiasakan dan menghayati sejak muda tradisi budaya keraton, belajar membiasakan berbahasa Jawa yang baik, bertata krama, berbagai tata seni dan tradisi sarana perawatan kesehatan dan kecantikan serta belajar filosofi keraton.
"Sejak masih kecil kalau tidak doyan makan, saya dicekoki jamu temu ireng. Pahitnya minta ampun," kata Mooryati pada konferensi pers peringatan ulang tahunnya ke-88, Senin (4/1).
Memasuki usianya kini, Mooryati pun masih aktif dalam berbagai kegiatan, seperti menjadi salah satu penasihat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia dan sesekali mengawasi perusahaan yang sekarang dilanjutkan anaknya, Putri K. Wardani sebagai Presiden Direktur PT Mustika Ratu.
Bisnis jamu yang dirintis Mooryati sejak 1973 di garasi rumahnya dengan meramu sendiri minuman beras kencur, kini telah mengembangkan pasarannya hingga ke lebih dari 20 negara, di antaranya Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Malaysia dan Brunai Darussalam.
"Saya mulai usaha bersama dua orang pembantu rumah tangga dengan modal sendiri cuma Rp25.000. Modal ini cukup untuk membuat 100 botol beras kencur. Saya jual sebotol Rp1.000," kata Mooryati.
Pewarta: Mentari DG
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: