40 lembaga pendidikan tinggi ramaikan "Education Fair" Tulungagung
5 Januari 2016 18:21 WIB
Ilustrasi--Bekasi Education Fair 2015 Siswa SMA memperlihatkan hasil karya rangkaian mesin pendeteksi gempa saat gelaran Bekasi Education Fair 2015 di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (11/11). Pameran pendidikan yang mengusung tema 'Pintu ke Masa Depan' tersebut berlangsung pada 11-15 November 2015. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
Tulungagung (ANTARA News) - Ribuan siswa kelas XII SMA/SMK/MA se-Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur bergantian membanjiri pameran pendidikan yang diikuti 40 lembaga pendidikan tinggi dan sejumlah pusat pelatihan kerja dari berbagai daerah, di Gedung Olahraga Lembupeteng, Tulungagung, Selasa.
Bursa pendidikan yang digelar oleh Asosiasi Bimbingan Konselor Indonesia (ABKI) dan Musyawarah Guru Bimbingan Konseling Kabupaten Tulungagung itu menjadi ajang promosi sekaligus mencari informasi bagi siswa tentang pendidikan alternatif pascalulus sekolah.
"Pameran pendidikan atau Tulungagung Education Fair 2016 ini digelar sehari dengan tujuan untuk memberi kesempatan anak-anak untuk menggali informasi tentang perguruan tinggi," terang Purwantoro, salah satu panitia penyelenggaran Tulungagung Education Fair 2016 di Tulungagung.
Ia mengatakan, panitia sengaja menjadwal waktu kedatangan siswa dari sekolah-sekolah se-Tulungagung, demi mengantisipasi penumpukan pengunjung dalam satu momentum waktu.
Menurut Purwantoro, kebijakan itu dibuat karena belajar dari pengalaman sebelumnya sehingga membuat proses interaksi antara siswa dengan pihak lembaga perguruan tinggi/pelatihan kerja tidak efektif.
"Alhamdulilah, pameran pendidikan kali ini jauh lebih ramai dan tertib. Siswa bisa dengan leluasa mencari informasi tentang peluang kuliah ataupun mengikuti program short course (pelatihan kilat) di stan-stan peserta pameran yang telah tersedia," ujarnya.
Kendati tidak ada kegiatan pendaftaran secara langsung saat pameran digelar, setiap lembaga pendidikan tinggi yang ikut pameran pendidikan tersebut diberi keleluasaan untuk berpromosi ataupun memberi program penawaran khusus kepada siswa agar melanjutkan studi di lembaga masing-masing.
Beberapa pola yang banyak dilakukan peserta pameran, sebagaimana pantauan Antara adalah dengan memberikan brosur, penawaran program beasiswa, paket kuliah sekaligus kerja, serta berbagai kemudahan lain.
"Ibarat kata, kami selaku panitia hanya menyediakan pasarnya. Peserta dari lembaga pendidikan tinggi maupun lembaga pelatihan sebagai pedagangnya, dan para siswa adalah calon pembeli. Mereka bebas bertransaksi," ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, total peserta pameran tercatat sebanyak 40 lembaga yang berasal dari berbagai daerah di Jatim, Jawa Tengah dan DIY.
Selain diikuti sejumlah lembaga pendidikan tinggi lokal seperti IAIN Tulungagung, STAI Muhammadyah Tulungagung, STKIP Tulungagung, pameran juga diikuti puluhan perguruan/lembaga pendidikan tinggi dari daerah lain serta lembaga pendidikan singkat siap kerja, seperti sekolah khusus penerbang, sekolah pramugari, hingga akademi teknologi kreatif.
"Kegiatan ini sebagai salah satu upaya kami dalam mendorong motivasi siswa dalam melanjutkan studi di lembaga pendidikan yang lebih tinggi, ataupun lembaga pendidikan siap kerja lainnya sehingga mereka kelak menjadi tenaga kerja profesional," kata Kabid Pendidikan Menengah Disdik Tulungagung, Heru Mudjiono.
Bursa pendidikan yang digelar oleh Asosiasi Bimbingan Konselor Indonesia (ABKI) dan Musyawarah Guru Bimbingan Konseling Kabupaten Tulungagung itu menjadi ajang promosi sekaligus mencari informasi bagi siswa tentang pendidikan alternatif pascalulus sekolah.
"Pameran pendidikan atau Tulungagung Education Fair 2016 ini digelar sehari dengan tujuan untuk memberi kesempatan anak-anak untuk menggali informasi tentang perguruan tinggi," terang Purwantoro, salah satu panitia penyelenggaran Tulungagung Education Fair 2016 di Tulungagung.
Ia mengatakan, panitia sengaja menjadwal waktu kedatangan siswa dari sekolah-sekolah se-Tulungagung, demi mengantisipasi penumpukan pengunjung dalam satu momentum waktu.
Menurut Purwantoro, kebijakan itu dibuat karena belajar dari pengalaman sebelumnya sehingga membuat proses interaksi antara siswa dengan pihak lembaga perguruan tinggi/pelatihan kerja tidak efektif.
"Alhamdulilah, pameran pendidikan kali ini jauh lebih ramai dan tertib. Siswa bisa dengan leluasa mencari informasi tentang peluang kuliah ataupun mengikuti program short course (pelatihan kilat) di stan-stan peserta pameran yang telah tersedia," ujarnya.
Kendati tidak ada kegiatan pendaftaran secara langsung saat pameran digelar, setiap lembaga pendidikan tinggi yang ikut pameran pendidikan tersebut diberi keleluasaan untuk berpromosi ataupun memberi program penawaran khusus kepada siswa agar melanjutkan studi di lembaga masing-masing.
Beberapa pola yang banyak dilakukan peserta pameran, sebagaimana pantauan Antara adalah dengan memberikan brosur, penawaran program beasiswa, paket kuliah sekaligus kerja, serta berbagai kemudahan lain.
"Ibarat kata, kami selaku panitia hanya menyediakan pasarnya. Peserta dari lembaga pendidikan tinggi maupun lembaga pelatihan sebagai pedagangnya, dan para siswa adalah calon pembeli. Mereka bebas bertransaksi," ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, total peserta pameran tercatat sebanyak 40 lembaga yang berasal dari berbagai daerah di Jatim, Jawa Tengah dan DIY.
Selain diikuti sejumlah lembaga pendidikan tinggi lokal seperti IAIN Tulungagung, STAI Muhammadyah Tulungagung, STKIP Tulungagung, pameran juga diikuti puluhan perguruan/lembaga pendidikan tinggi dari daerah lain serta lembaga pendidikan singkat siap kerja, seperti sekolah khusus penerbang, sekolah pramugari, hingga akademi teknologi kreatif.
"Kegiatan ini sebagai salah satu upaya kami dalam mendorong motivasi siswa dalam melanjutkan studi di lembaga pendidikan yang lebih tinggi, ataupun lembaga pendidikan siap kerja lainnya sehingga mereka kelak menjadi tenaga kerja profesional," kata Kabid Pendidikan Menengah Disdik Tulungagung, Heru Mudjiono.
Pewarta: Destyan HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: