Bandung (ANTARA News) - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Provinsi Jawa Barat hingga saat ini masih mengevaluasi kemungkinan penurunan tarif angkutan umum terkait turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) yang diberlakukan Selasa pukul 00.00 WIB oleh pemerintah.

"Masih dievaluasi dan rencana besok Dishub Jabar akan mengundang kami untuk menghadiri rapat terkait hal ini," kata Ketua Organda Provinsi Jawa Barat Dedeh Widarsih, di Kota Bandung, Selasa.

Ia menegaskan pihaknya hingga saat ini belum mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan tarif kepada seluruh pengusaha angkutan darat terkait kebijakan penurunan harga BBM.

"Kami ini kan pelaksanaan kebijakan pemerintah, tarif itu diatur oleh pemerintah jadi kami masih menunggu kebijakan pemerintah seperti apa," kata Dedeh.

Organda Provinsi Jawa Barat, lanjut dia, tidak menuntut apa pun terkait penurunan harga BBM dan menunggu kebijakan pemerintah terkait penyesuaian tarif setelah kebijakan tersebut.

"Dan kami mohon semua pihak, jangan cuma menyoroti dari sektor transportasi tapi sektor lain disoroti kalau misalnya ada penurunan atau kenaikan harga BBM ini," kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan seharusnya kebijakan penurunan atau kenaikan harga BBM dilakukan dalam rentang waktu yang cukup lama seperti 2-3 tahun sekali.

"Memang terpengaruh harga minyak dunia tapi seharusnya jangan terlalu cepat, dikasih jeda waktu berapa tahun untuk menaikan atau menurunkan harga BBM ini," kata dia.

Sebelumnya, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) segera diturunkan per 5 Januari 2016 mulai pukul 00.00 WIB dengan tanpa disertai pungutan dana ketahanan energi.

Harga keekonomisan harga solar turun dari Rp6.700 menjadi Rp5.650 per liter dan selanjutnya harga kerosen tetap Rp2.500 perliter, harga premium non-Jawa Madura Bali turun dari Rp7.300 menjadi Rp6.950 per liter, premium di Jawa-Madura-Bali turun dari Rp7.400 menjadi Rp7.050 per liter.

Di luar yang ditetapkan pemerintah, Pertamina juga akan menurunkan harga produk yang lain seperti pertalite turun dari Rp8.250 menjadi Rp7.900 per liter, pertamax DKI-Jabar turun dari Rp8.650 menjadi Rp8.500 per liter, dan pertamax Jateng-DIY turun dari Rp8.750 menjadi Rp8.600 per liter.

Selain itu pertamax Jatim turun dari Rp8.750 menjadi Rp8.600 per liter, pertamax plus DKI turun dari Rp9.650 menjadi Rp9.400 per liter, pertamax dex DKI turun dari Rp9.850 menjadi Rp9.600 per liter, dan solar NPSO turun dari Rp8.300 menjadi Rp8.050 per liter.