Presiden buka perdagangan saham 2016
4 Januari 2016 10:13 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan usai membuka perdagangan saham perdana tahun 2016 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1). Presiden meminta pelaku usaha optimis menghadapi perekonomian 2016. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo, tepat pukul 09.00 WIB, membuka perdagangan saham 2016 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin.
"Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2016, dengan ini saya nyatakan dibuka dan dimulai," kata Presiden.
Mengawali perdagangan, IHSG BEI dibuka turun 12,84 poin atau 0,28 persen menjadi 4.580,16 poin. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak melemah 0,57 persen menjadi 788,39 poin.
Hadir dalam acara itu di antaranya, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil.
Selain itu juga hadir Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, Direktur BEI Tito Sulistio dan sejumlah pejabat lainnya.
Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan bahwa tahun 2015 adalah tahun yang penuh tantangan terutama di sektor keuangan, hal itu disebabkan oleh kekhawatiran melambatnya perekonomian global, serta kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed).
"Namun, mengikuti perjalanan 2015 kemarin, saya tetap optimistis pada tahun 2016," ujar Presiden.
Presiden mengakui bahwa banyak orang ragu mengenai realisasi APBN, namun realisasi APBN pada tutup tahun 2015 tercatat pendapatan negara mencapai sebesar 84,7 persen atau sebesar Rp1.491 triliun, penerimaan pajak mencapai 83 persen atau sebesar Rp1.235,8 triliun, non pajak sebesar 93,8 persen atau sebesar Rp252,4 triliun plus hibah, lalu serapan belanja negara mencapai 91,2 persen.
"Artinya, apa yang kita takutkan tidak terjadi, kalau kerja biasa mungkin seperti diperkirakan orang terjadi. Dengan deregulasi, saya meyakini ini kesempatan pada saat ekonomi sulit. Itu kesempatan kita merombak tatatan yang menghambat. Dengan begitu ekonomi akan lebih baik," ujar Presiden.
"Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2016, dengan ini saya nyatakan dibuka dan dimulai," kata Presiden.
Mengawali perdagangan, IHSG BEI dibuka turun 12,84 poin atau 0,28 persen menjadi 4.580,16 poin. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak melemah 0,57 persen menjadi 788,39 poin.
Hadir dalam acara itu di antaranya, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil.
Selain itu juga hadir Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, Direktur BEI Tito Sulistio dan sejumlah pejabat lainnya.
Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan bahwa tahun 2015 adalah tahun yang penuh tantangan terutama di sektor keuangan, hal itu disebabkan oleh kekhawatiran melambatnya perekonomian global, serta kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed).
"Namun, mengikuti perjalanan 2015 kemarin, saya tetap optimistis pada tahun 2016," ujar Presiden.
Presiden mengakui bahwa banyak orang ragu mengenai realisasi APBN, namun realisasi APBN pada tutup tahun 2015 tercatat pendapatan negara mencapai sebesar 84,7 persen atau sebesar Rp1.491 triliun, penerimaan pajak mencapai 83 persen atau sebesar Rp1.235,8 triliun, non pajak sebesar 93,8 persen atau sebesar Rp252,4 triliun plus hibah, lalu serapan belanja negara mencapai 91,2 persen.
"Artinya, apa yang kita takutkan tidak terjadi, kalau kerja biasa mungkin seperti diperkirakan orang terjadi. Dengan deregulasi, saya meyakini ini kesempatan pada saat ekonomi sulit. Itu kesempatan kita merombak tatatan yang menghambat. Dengan begitu ekonomi akan lebih baik," ujar Presiden.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: