Karimun, Kepri (ANTARA News) - PT Pelindo I (Persero) menyatakan kenaikan pas pelabuhan domestik Tanjung Balai Karimun di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, dari Rp2.500 menjadi Rp5.000 per penumpang terhitung 1 Januari 2016 bertujuan untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan.

"Pendapatan dari kenaikan pas pelabuhan itu untuk perbaikan dan peningkatan fasilitas untuk kenyamanan dan keamanan para penumpang," kata Manajer Bisnis PT Pelindo I Cabang Tanjung Balai Karimun Junaidi di Tanjung Balai Karimun, Minggu.

Menurut Junaidi, fasilitas di pelabuhan domestik yang berdampingan dengan pelabuhan internasional tidak sebanding dengan tingginya lalu lintas penumpang yang menggunakan feri reguler ke berbagai jurusan.

Ia mengatakan, kenaikan tarif pas pelabuhan dari Rp2.500 menjadi Rp5.000 sudah diputuskan secara matang. Dia menjamin tidak akan ada kenaikan lagi pada tahun ini.

"Tarif Rp5.000 per penumpang untuk satu kali jalan sudah cocok. Pelabuhan di Tanjungpinang saja sudah tidak ada lagi tarif Rp2.500," kata dia lagi.

Menurut dia, kenaikan tarif pas pelabuhan tersebut sudah diketahui Pemkab dan DPRD Karimun. Namun demikian dia mengakui belum menyosialisasikan tarif baru tersebut kepada masyarakat.

"Memang sudah diputuskan jauh-jauh hari, tapi kami akui tidak sempat melakukan sosialisasi," ucapnya.

General Manager PT Pelindo I Cabang Tanjung Balai Karimun Syamsul Bahri Kautjil, dalam satu kesempatan mengatakan, pelabuhan domestik Tanjung Balai Karimun merupakan pelabuhan tersibuk keenam di Indonesia, namun fasilitas yang tersedia masih jauh dibandingkan pelabuhan-pelabuhan lain yang kelasnya di bawah pelabuhan tersebut.

"Kami sedang membahas perbaikan fasilitas ruang tunggu, ruang tunggu VIP yang lebih representatif," kata Syamsul.

Pelabuhan domestik dan internasional Tanjung Balai Karimun dikelola PT Pelindo I bekerja sama dengan PT Karya Karimun Mandiri selaku Badan Usaha Kepelabuhan (BUP) milik pemerintah daerah. PT Pelindo I mendapat porsi 60 persen dari pendapatan pas pelabuhan, sedangan BUP mendapat 40 persen.

Pelaksana Tugas Direktur PT Karya Karimun Mandiri Susanto mengatakan, fasilitas di pelabuhan domestik sudah tidak sesuai dengan tingginya arus penumpang sehingga perlu ditingkatkan dengan pembiayaan dari pendapatan penjualan pas pelabuhan.

"Sudah tidak representatif, apalagi jumlah penumpang terus meningkat setiap tahun, terutama pada hari-hari libur," kata Susanto.