Polisi klaim tidak ada antrean panjang arus balik
3 Januari 2016 14:38 WIB
Dokumentasi kemacetan di kawasan Jalan Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Jumat (25/9). Sistem angkutan massal yang handal, terintegrasi, aman, dan terjangkau mendesak untuk segera diwujudkan. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
Purwokerto, Jawa Tengah (ANTARA News) - Kepala Korps Lalu-lintas Kepolisian Indonesia, Inspektur Jenderal Polisi Condro Kirono, mengklaim tidak ada antrean kendaraan cukup panjang pada arus balik liburan akhir tahun.
"Ini sudah kelihatan dari hari Sabtu (2/1), sudah kelihatan peningkatan volume. Saya pantau laporan dari seluruh wilayah, dari Jakarta tadi melaporkan, itu terpantau tidak ada antrean cukup panjang karena memang angkutan berat sudah tidak dioperasionalkan hari ini," kata Kirono, di Stasiun Besar Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu.
Menurut dia, angkutan berat yang masih terlihat beroperasi dalam beberapa hari terakhir itu karena membawa sembako, susu murni, dan barang hantaran.
"Mungkin kalau kelihatan masih ada kontainer yang lewat itu memang diperbolehkan karena itu (membawa komoditas) ekspor-impor. Jadi tidak semua kontainer, ekspor-impor yang mendapatkan rekomendasi Dishub (Dinas Perhubungan) bisa dilewatkan," jelasnya.
Kendati demikian, dia mengatakan, petugas di lapangan akan selalu melihat situasi dan kondisi arus kendaraan.
Oleh karena itu, kata dia, jika truk kontainer pembawa komoditas ekspor-impor dinilai mengganggu arus kendaraan, petugas akan menghentikannya lebih dahulu dan diperbolehkan jalan ketika lancar.
Ia mengatakan bahwa jalur-jalur yang dilarang dilalui kendaraan berat saat arus balik di antaranya jalan tol, jalur pantura, serta sejumlah ruas jalan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Lampung yang sekiranya akan terhambat oleh mobilitas kendaraan tersebut.
"Kalau di daerah lain enggak ada larangannya," katanya.
Lebih lanjut, Condro mengakui bahwa pada saat arus mudik liburan Natal dan tahun baru terjadi kepadatan arus kendaraan setelah sampai di Pejagan karena sedang ada pekerjaan pengecoran pada ruas tol darurat yang pernah difungsikan saat arus Lebaran 2015.
Oleh karena ada pekerjaan pengecoran, kata dia, ruas tol darurat tersebut tidak difungsikan sehingga petugas pagar betis yang terdiri atas personel Polri, TNI, dan pemerintah daerah dimaksimalkan.
Selain itu, lanjut dia, pada perlintasan-perlintasan kereta api di Pejagan diberlakukan sistem buka-tutup dan arus kendaraan dialihkan melalui Cirebon.
Disinggung mengenai perbaikan di sejumlah ruas jalan yang berdampak pada kemacetan, dia mengatakan bahwa penanggung jawab pekerjaan tersebut ada di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Menurut dia, hasil survei yang dilakukan Polri serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah diinformasikan serta dibuatkan rekomendasi.
Terkait ruas Jalan Daendels di jalur lintas selatan selatan (JLSS) Jawa Tengah, yang dijadikan sebagai jalur alternatif, dia mengatakan, semakin banyak akses infrastruktur alternatif akan meringankan petugas pengamanan, meningkatkan perekonomian, dan masyarakat ada alternatif lain.
"Cuma yang Daendels itu kan tentunya pengamanan pada malam hari, patroli harus lebih ditingkatkan karena daerah-daerah di situ (Jalan Daendels) gelap. Itu yang menjadi perhatian dari kami," katanya.
"Ini sudah kelihatan dari hari Sabtu (2/1), sudah kelihatan peningkatan volume. Saya pantau laporan dari seluruh wilayah, dari Jakarta tadi melaporkan, itu terpantau tidak ada antrean cukup panjang karena memang angkutan berat sudah tidak dioperasionalkan hari ini," kata Kirono, di Stasiun Besar Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu.
Menurut dia, angkutan berat yang masih terlihat beroperasi dalam beberapa hari terakhir itu karena membawa sembako, susu murni, dan barang hantaran.
"Mungkin kalau kelihatan masih ada kontainer yang lewat itu memang diperbolehkan karena itu (membawa komoditas) ekspor-impor. Jadi tidak semua kontainer, ekspor-impor yang mendapatkan rekomendasi Dishub (Dinas Perhubungan) bisa dilewatkan," jelasnya.
Kendati demikian, dia mengatakan, petugas di lapangan akan selalu melihat situasi dan kondisi arus kendaraan.
Oleh karena itu, kata dia, jika truk kontainer pembawa komoditas ekspor-impor dinilai mengganggu arus kendaraan, petugas akan menghentikannya lebih dahulu dan diperbolehkan jalan ketika lancar.
Ia mengatakan bahwa jalur-jalur yang dilarang dilalui kendaraan berat saat arus balik di antaranya jalan tol, jalur pantura, serta sejumlah ruas jalan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Lampung yang sekiranya akan terhambat oleh mobilitas kendaraan tersebut.
"Kalau di daerah lain enggak ada larangannya," katanya.
Lebih lanjut, Condro mengakui bahwa pada saat arus mudik liburan Natal dan tahun baru terjadi kepadatan arus kendaraan setelah sampai di Pejagan karena sedang ada pekerjaan pengecoran pada ruas tol darurat yang pernah difungsikan saat arus Lebaran 2015.
Oleh karena ada pekerjaan pengecoran, kata dia, ruas tol darurat tersebut tidak difungsikan sehingga petugas pagar betis yang terdiri atas personel Polri, TNI, dan pemerintah daerah dimaksimalkan.
Selain itu, lanjut dia, pada perlintasan-perlintasan kereta api di Pejagan diberlakukan sistem buka-tutup dan arus kendaraan dialihkan melalui Cirebon.
Disinggung mengenai perbaikan di sejumlah ruas jalan yang berdampak pada kemacetan, dia mengatakan bahwa penanggung jawab pekerjaan tersebut ada di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Menurut dia, hasil survei yang dilakukan Polri serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah diinformasikan serta dibuatkan rekomendasi.
Terkait ruas Jalan Daendels di jalur lintas selatan selatan (JLSS) Jawa Tengah, yang dijadikan sebagai jalur alternatif, dia mengatakan, semakin banyak akses infrastruktur alternatif akan meringankan petugas pengamanan, meningkatkan perekonomian, dan masyarakat ada alternatif lain.
"Cuma yang Daendels itu kan tentunya pengamanan pada malam hari, patroli harus lebih ditingkatkan karena daerah-daerah di situ (Jalan Daendels) gelap. Itu yang menjadi perhatian dari kami," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: