Hanoi (ANTARA News) - Vietnam pada Sabtu secara resmi menuduh Tiongkok melanggar kedaulatannya dan perjanjian membangun kepercayaan baru-baru ini dengan mendaratkan pesawat di landasan buatan Beijing di bagian bersengketa Laut Tiongkok Selatan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Le Hai Binh menyatakan Tiongkok melakukan uji penerbangan atas lapangan terbang itu, yang dibangun secara tidak sah di Beting Lintas Api, bagian dari Spratly Vietnam.
Dalam pernyataan, ia menyebutnya pelanggaran berat kedaulatan Vietnam di kepulauan Spratly, bertentangan dengan pemahaman umum pemimpin tinggi kedua negara itu dan kesepakatan tentang asas pemecahan langsung masalah laut Vietnam dan Tiongkok.
Vietnam menyerahkan nota protes ke kedutaan Tiongkok dan meminta Tiongkok tidak mengulangi tindakan tersebut, kata Binh.
Pendakuan dua negara pimpinan komunis bersaing di Laut Tiongkok Selatan itu muncul pada 2014 ketika Beijing memasang anjungan minyak di lepas pantai Vietnam, yang memicu kerusuhan benci Tiongkok.
Pada akhir tahun lalu, Tiongkok menyelesaikan pembangunan lapangan udara di Beting Lintas Api, yang pakar keamanan katakan dapat menampung sebagian besar pesawat tentara Tiongkok.
Presiden Tiongkok Xi Jinping mengunjungi Hanoi pada November, saat ketidakpastian atas pemimpin seperti apa muncul dari kongres lima tahunan partai komunis Vietnam pada bulan ini, yang biasa dekat dengan Beijing tapi sekarang semakin diperhatikan Barat, Amerika Serikat pada khususnya.
Kedua pihak dalam kunjungan Xi sepakat mempertahankan perdamaian di laut dan membangun hubungan kepercayaan.
Tiongkok mendaku hampir semua Laut Tiongkok Selatan, yang diyakini memiliki simpanan besar minyak dan gas, dan dilalui kapal dagang senilai sekitar lima triliun dolar setiap tahun, serta membangun sarana ketentaraan di pulau kekuasaannya.
Selain Vietnam dan Tiongkok, Brunei, Malaysia, Filipina dan Taiwan juga mendakunya, demikian Reuters.
(B002)
Vietnam protes Tiongkok daratkan pesawat di pulau sengketa
3 Januari 2016 00:45 WIB
Presiden Tiongkok Xi Jinping (ANTARA FOTO/Humas Menko PMK)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: