Moskow (ANTARA News) - Rusia menciptakan rekor produksi minyak mentahnya sebanyak 534 juta ton selama 2015, padahal harga minyak jatuh akibat pasokan berlebih.

Produksi kondensat minyak dan gas negara ini tahun lalu naik 1,4 persen pada basis year-on-year dengan output 10,73 juta barel per hari yang adalah rekor selama pasca Uni Soviet, lapor kantor berita Interfax.

Anjloknya harga minyak dan sanksi Barat atas peran Moskow dalam krisis Ukraina telah mempengaruhi ekonomi Rusia yang tergantung minyak dalam beberapa bulan terakhir.

Mata uang rubel terpangkas sekitar separuh dari nilai pada 2014, namun perlahan pulih karena harga energi stabil tahun lalu.

Namun anjloknya harga minyak belakangan ini --di mana minyak Brent jatuh ke posisi terendah dalam 11 tahun terakhir bulan lalu-- mengancam prospek pemulihan ekonomi Rusia.

"Semua negara, termasuk negara-negara OPEC, berkonsentrasi meningkatkan output mereka dan ternyata sedapat mungkin untuk tidak kehilangan pasarnya," kata konsultan energi Mikhail Krutikhin. "Kelihatannya Rusia juga mengikuti jalur ini."

Bank sentral Rusia memperkirakan bahwa jika harga minyak tetap pada level sekarang ini maka GDP akan mengerut 2 persen pada 2016.

Presiden Vladimir Putin menjamin negaranya telah bersiap untuk segala situasi ekonomi, kendati harga minyak terus bergejolak.

APBN Rusia 2016 dihitung berdasarkan asumsi harga minyak 50 dolar AS per barel yang disebut Putin optimistis, sedangkan harga minyak kini masih tertahan pada 37 dolar AS per barel, demikian AFP.