Jakarta (ANTARA News) - PT Pupuk Indonesia (Persero) melipatgandakan stok pupuk untuk tanaman pangan guna mengantisipasi puncak musim tanam pada akhir tahun hingga triwulan pertama tahun depan.

"Kami telah menyiapkan stok nasional yang mencukupi kebutuhan selama musim tanam mendatang," kata Dirut PT Pupuk Indonesia yang merupakan induk BUMN pupuk, Aas Asikin Idat, di Cikampek, Jawa Barat.

Ia menjelaskan saat ini stok pupuk urea mulai dari lini 1 (gudang pabrik) sampai lini 4 (kios resmi di kecamatan) mencapai 1,2 juta ton. Sedangkan di lini 2 (gudang provinsi) dan lini 3 (gudang kabupaten) mencapai 663 ribu ton.

"Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari stok yang ditentukan Pemerintah. Itu diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan (pupuk) sampai tiga minggu ke depan," ujar Aas.

Sementara untuk pupuk non-urea (NPK, SP36, ZA, dan organik) di Lini 2 dan 3 mencapai 972 ribu ton. Jumlah itu, lanjut dia, juga Jauh di atas ketentuan stok dari Pemerintah cq Kementerian Pertanian (Kementan) sebesar 378.491 ton.

"Kami akan memproritaskan kebutuhan pupuk dalam negeri dalam rangka ketahanan pangan nasional," kata Aas menegaskan.

Namun diakuinya kendati stok berlimpah, pihaknya tidak berani mendistribusikan pupuk bersubdisi untuk tanaman pangan itu tanpa ada surat keputusan pemerintah, baik Kementerian Pertanian, gubernur, maupun bupati.

"Untuk penyaluran pupuk bersubsidi tahun depan, sudah ada Peraturan Menteri Pertanian. Jumlahnya sama dengan tahun lalu," kata Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia, Kushartono.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 60/SR.310/12/2015 Tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi untuk Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian TA 2016, yang ditandatangani pada 3 Desember tersebut antara lain menyatakan total pupuk bersubsidi 9,5 juta ton.

"Dengan demikian dalam distribusi pupuk tahun depan akan mengacu pada tahun 2015 ini," kata Kushartono.

Langka

Menanggapi kemungkinan kelangkaan pupuk pada saat puncak tanam, Aas mengatakan pihaknya telah mengantisipasi dengan meningkatkan sistem monitoring distribusi, menambah jumlah tenaga pemasaran di daerah-daerah, serta memperkuat armada transportasi baik darat maupun laut. Di samping melipatgandakan ketersediaan pupuk.

"Kami juga akan meningkatkan pengawasan terhadap distributor dan kios-kios untuk memastikan petani memperoleh pupuk sesuai alokasinya," ujarnya.

Aas juga mengimbau para petani segera membentuk kelompok tani dan menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

"Dalam beberapa kasus, sejumlah petani kerap kesulitan memperoleh pupuk karena mereka tidak tergabung dalam kelompok tani dan belum mengajukan RDKK," kata Aas.

Selain itu, kekurangan pupuk kadang terjadi karena memang alokasi di daerah tersebut sudah habis, sehingga perlu dilakukan realokasi oleh dinas pertanian setempat.

Faktor lain yang menjadi penyebab kelangkaan adalah cuaca buruk yang kadang menghambat proses distribusi. "Untuk itu kami akan meningkatkan perencanaan logistik untuk mencegah terjadinya keterlambatan pengiriman pupuk ke daerah-daerah," katanya.

Saat ini PT Pupuk Indonesia memiliki jaringan distribusi sebanyak 2.350 distributor dan 50 ribu lebih kios resmi, serta kapasitas gudang 3,26 juta ton baik di lini 1, 2, dan 3.

Selain itu sistem distribusi tersebut juga didukung oleh tujuh kapal milik sendiri, delapan kapal sewa, dan kapal voyage charter yang jumlahnya cukup banyak, serta 15.382 unit truk.