Balawista Sukabumi: bahaya foto selfie membelakangi laut
29 Desember 2015 17:36 WIB
Ilustrasi--Pengunjung menikmati pantai Tanjung Bayang, saat libur Natal, di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (26/12). Sejulmlah tempat wisata di kota Makassar dan sekitarnya dipadati masyarakat yang ingin memanfaatkan libur panjang bersama keluarga. (ANTARA FOTO/Dewi Fajriani)
Sukabumi (ANTARA News) - Badan Penyelamat Wisata Tirta Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengimbau kepada wisatawan berlibur di area pantai agar saat foto selfie agar tidak membelakangi laut karena berbahaya.
"Sudah cukup banyak kejadian kecelakaan laut yang korbannya tengah berfoto membelakangi laut, bahkan belum lama ini seorang pelajar SMP Darul Rahman, Bogor atas nama Aldi (17) tergulung ombak dan ditemukan tewas saat tengah foto selfie bersama rekannya dengan membelakangi laut," kata Seketaris Balawista Kabupaten Sukabumi, Yanyan Nuryanto kepada Antara di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, foto selfie dengan membelakangi laut, wisatawan tidak akan mengetahui kondisi ombak datang, sehingga tidak bisa siap-siap saat ombak menggulung tubuh wisatawan dan sudah pasti si korban panik dan tidak mampu menyelamatkan diri yang akhirnya terseret arus serta hilang tenggelam di laut.
Namun sayangnya, imbauan agar tidak foto-foto dengan membelakangi laut kerap tidak diindahkan oleh wisatawan bahkan peringatan itu dianggap sepele, walaupun sudah banyak kasus kecelakaan laut yang menimpa wisatawan yang tengah foto selfie membelakangi laut. Dan memang berfoto dengan latar belakang laut merupakan tujuan wisatawan yang datang ke objek wisata laut.
"Kami tidak melarang wisatawan untuk melakukan apapun di objek wisata laut, asalkan mematuhi peraturan dan tidak melakukan aktivitas yang bisa mencelakai diri sendiri atau orang lain," tambah Yanyan.
Sementara itu, Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi, Okih Fajri mengatakan dari beberapa kasus kecelakaan laut yang korbannya adalah wisatawan disebabkan oleh human error, seperti nekat berenang di lokasi rawan dan tidak sedikit wisatawan tergulung ombak dan terseret arus saat berfoto-foto di laut.
"Sebenarnya kasus kecelakaan laut bisa dicegah asalkan setiap wisatawan mau mentaati peraturan saat berwisata di pantai, namun sayangnya mayoritas wisatawan enggan mengindahkan imbauan dan jarang yang mentaati peraturan," katanya.
"Sudah cukup banyak kejadian kecelakaan laut yang korbannya tengah berfoto membelakangi laut, bahkan belum lama ini seorang pelajar SMP Darul Rahman, Bogor atas nama Aldi (17) tergulung ombak dan ditemukan tewas saat tengah foto selfie bersama rekannya dengan membelakangi laut," kata Seketaris Balawista Kabupaten Sukabumi, Yanyan Nuryanto kepada Antara di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, foto selfie dengan membelakangi laut, wisatawan tidak akan mengetahui kondisi ombak datang, sehingga tidak bisa siap-siap saat ombak menggulung tubuh wisatawan dan sudah pasti si korban panik dan tidak mampu menyelamatkan diri yang akhirnya terseret arus serta hilang tenggelam di laut.
Namun sayangnya, imbauan agar tidak foto-foto dengan membelakangi laut kerap tidak diindahkan oleh wisatawan bahkan peringatan itu dianggap sepele, walaupun sudah banyak kasus kecelakaan laut yang menimpa wisatawan yang tengah foto selfie membelakangi laut. Dan memang berfoto dengan latar belakang laut merupakan tujuan wisatawan yang datang ke objek wisata laut.
"Kami tidak melarang wisatawan untuk melakukan apapun di objek wisata laut, asalkan mematuhi peraturan dan tidak melakukan aktivitas yang bisa mencelakai diri sendiri atau orang lain," tambah Yanyan.
Sementara itu, Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi, Okih Fajri mengatakan dari beberapa kasus kecelakaan laut yang korbannya adalah wisatawan disebabkan oleh human error, seperti nekat berenang di lokasi rawan dan tidak sedikit wisatawan tergulung ombak dan terseret arus saat berfoto-foto di laut.
"Sebenarnya kasus kecelakaan laut bisa dicegah asalkan setiap wisatawan mau mentaati peraturan saat berwisata di pantai, namun sayangnya mayoritas wisatawan enggan mengindahkan imbauan dan jarang yang mentaati peraturan," katanya.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: