Gelombang empat meter hambat pasokan barang ke Sampit
28 Desember 2015 21:19 WIB
ilustrasi Waspada Gelombang Tinggi Dua orang warga berjalan di antara gelombang tinggi yang melanda pantai Eretan, Kandanhaur, Indramayu, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Gelombang laut dengan ketinggian hingga empat meter membuat pasokan barang kebutuhan masyarakat ke Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menjadi terhambat.
"Jika terjadi angin kencang mendadak atau tiba-tiba sekitar lima menit, kecepatannya mencapai 25 knots dapat memicu gelombang bisa mencapai tiga hingga empat meter, itu yang sangat berbahaya," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, Yulida Warni di Sampit, Senin.
Yulida tidak menampik pengakuan pedagang yang menyebutkan pasokan barang kebutuhan ke Sampit terganggu gelombang tinggi. Saat ini cuaca buruk di laut Jawa memang sering terjadi, termasuk gelombang tinggi berkisar tiga hingga empat meter.
Saat musim hujan seperti sekarang, cuaca di laut bisa berubah dalam waktu singkat. Nakhoda dan nelayan diminta waspada dan tidak memaksakan diri bertolak jika kondisi di laut sedang memburuk.
"Kondisi ini masih akan terjadi hingga Maret atau April nanti. Ini harus kita waspadai demi keselamatan kita," kata Yulida.
Naiknya harga sejumlah kebutuhan di Sampit Kotawaringin Timur (Kotim), disebutkan akibat berkurangnya pasokan dari luar daerah imbas tingginya gelombang di laut Jawa. Harga beranjak naik seiring makin menipisnya stok kebutuhan di pasaran.
"Kenaikan terjadi dalam tiga minggu ini. Bulan ini naik tinggi akibat gelombang tinggi. Satu ikat telur isi 150 biji dulu Rp 215 ribu, sekarang naik menjadi Rp 265 ribu," kata Susi, salah seorang pedagang.
Harga telur sudah mengalami kenaikan pada November lalu. Kini harga kembali naik tinggi akibat tingginya permintaan untuk perayaan Natal dan Maulid Nabi, sementara pasokan berkurang akibat terhambat gelombang tinggi.
Sebagian pedagang di Sampit memang mendatangkan telur dari Jawa karena produksi peternakan lokal belum mampu memenuhi seluruh permintaan pasar. Namun dampaknya, ketika pasokan terhambat akibat gelombang laut tinggi atau karena faktor lain, stok menipis dan harga langsung naik tinggi.
Alex, pedagang daging di Pasar Ikan Mentaya, juga mengeluhkan hal serupa. Harga naik setelah lantaran stok berkurang akibat pengiriman sapi dari Bawean dan Madura terhambat gelombang tinggi.
"Saat kondisi normal harganya Rp115.000/Kg, tapi saat ini sudah Rp150.000/Kg. Permintaan meningkat tapi stoknya yang tidak ada," kata Alex, penjual daging sapi di Pasar Ikan Mentaya Sampit.
Kenaikan cukup signifikan terjadi dalam sebulan terakhir. Pedagang kesulitan mendapatkan daging karena stok sapi jauh berkurang, padahal permintaan terus meningkat untuk perayaan Natal dan peringatan Maulid Nabi.
"Jika terjadi angin kencang mendadak atau tiba-tiba sekitar lima menit, kecepatannya mencapai 25 knots dapat memicu gelombang bisa mencapai tiga hingga empat meter, itu yang sangat berbahaya," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, Yulida Warni di Sampit, Senin.
Yulida tidak menampik pengakuan pedagang yang menyebutkan pasokan barang kebutuhan ke Sampit terganggu gelombang tinggi. Saat ini cuaca buruk di laut Jawa memang sering terjadi, termasuk gelombang tinggi berkisar tiga hingga empat meter.
Saat musim hujan seperti sekarang, cuaca di laut bisa berubah dalam waktu singkat. Nakhoda dan nelayan diminta waspada dan tidak memaksakan diri bertolak jika kondisi di laut sedang memburuk.
"Kondisi ini masih akan terjadi hingga Maret atau April nanti. Ini harus kita waspadai demi keselamatan kita," kata Yulida.
Naiknya harga sejumlah kebutuhan di Sampit Kotawaringin Timur (Kotim), disebutkan akibat berkurangnya pasokan dari luar daerah imbas tingginya gelombang di laut Jawa. Harga beranjak naik seiring makin menipisnya stok kebutuhan di pasaran.
"Kenaikan terjadi dalam tiga minggu ini. Bulan ini naik tinggi akibat gelombang tinggi. Satu ikat telur isi 150 biji dulu Rp 215 ribu, sekarang naik menjadi Rp 265 ribu," kata Susi, salah seorang pedagang.
Harga telur sudah mengalami kenaikan pada November lalu. Kini harga kembali naik tinggi akibat tingginya permintaan untuk perayaan Natal dan Maulid Nabi, sementara pasokan berkurang akibat terhambat gelombang tinggi.
Sebagian pedagang di Sampit memang mendatangkan telur dari Jawa karena produksi peternakan lokal belum mampu memenuhi seluruh permintaan pasar. Namun dampaknya, ketika pasokan terhambat akibat gelombang laut tinggi atau karena faktor lain, stok menipis dan harga langsung naik tinggi.
Alex, pedagang daging di Pasar Ikan Mentaya, juga mengeluhkan hal serupa. Harga naik setelah lantaran stok berkurang akibat pengiriman sapi dari Bawean dan Madura terhambat gelombang tinggi.
"Saat kondisi normal harganya Rp115.000/Kg, tapi saat ini sudah Rp150.000/Kg. Permintaan meningkat tapi stoknya yang tidak ada," kata Alex, penjual daging sapi di Pasar Ikan Mentaya Sampit.
Kenaikan cukup signifikan terjadi dalam sebulan terakhir. Pedagang kesulitan mendapatkan daging karena stok sapi jauh berkurang, padahal permintaan terus meningkat untuk perayaan Natal dan peringatan Maulid Nabi.
Pewarta: Norjani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: