Kereta tabrak truk di Tulungagung penumpang selamat
28 Desember 2015 20:56 WIB
ilustrasi Tabrakan Kereta Dan Bus Petugas berjaga di lokasi tabrakan kereta api Menoreh dengan Bus di perlintasan kereta api Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (8/3). Dalam tabrakan tersebut mengakibatkan 36 orang luka - luka. (ANTARA FOTO/Andi)
Tulungagung (ANTARA News) - Sedikitnya enam penumpang truk bermuatan jagung selamat setelah berhasil meloncat dari kabin dan bak truk saat kereta api Rapih Dhoho jurusan Tulungagung-Surabaya, menabrak kendaraan mereka di perlintasan kereta Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Senin.
Kendati tidak ada korban jiwa, insiden kecelakaan kereta api kelas ekonomi yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB itu menyebabkan bodi depan dan sebagian bak truk rusak berat dan jadwal perjalanan kereta sempat terganggu.
"Kecelakaan terjadi di jalur perlintasan kereta yang tidak berpalang pintu," terang Kanit Laka Polres Tulungagung, Ipda Sukardi di Tulungagung, Jawa Timur.
Kereta api Rapih Dhoho yang mengarah ke Surabaya itu kembali melanjutkan perjalanan setelah bangkai truk berikut muatannya disingkirkan oleh petugas, dan polisi melakukan pendataan.
Untuk saat ini petugas sudah melakukan olah tempat kejadian perkara, serta melakukan penyelidikan guna mengetahui kronologis kecelakaan tersebut.
Sedangkan untuk barang bukti truk sudah diamankan di penyimpanan barang bukti, kondisi truk rusak parah.
"Beruntung dalam insiden ini tidak sampai menelan korban jiwa, hanya kerugian secara material kurang lebih sekitar Rp10 juta," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, awal mula kejadian sebuah truk dengan Nopol AG 8171 ML dengan muatan jagung hasil dari panen dari area sawah Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung berjalan dari arah barat hendak pulang menuju Desa Jaten, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar.
"Selain memuat jagung, truk juga memuat enam orang penumpang. Empat orang berada di belakang sedangkan di depan ada tiga orang," tutur Fredi, sopir truk.
Fredi mengaku sempat mendengar suara klakson kereta, namun memaksa melaju dengan harapan masih cukup waktu untuk melintasi rel sebelum kereta api tiba di titik lokasi yang sama.
"Di saat ban truk menginjak rel, mesin truk langsung mati sehingga tidak bisa bergerak maju maupun mundur," ujarnya.
Dalam kondisi panik, Fredi beserta dua penumpang perempuan yang duduk di kabin depan mencoba membuka pintu truk namun tidak bisa, sehingga pintu yang sama terpaksa ditendang hingga terbuka.
"Kurang lebih 20 detik pintu bisa terbuka, dan tabrakan tidak bisa terhindarkan. Beruntung kami bertiga bisa segera loncat namun ada empat penumpang yang berada di bak belakang," tuturnya.
Kendati tidak ada korban jiwa, insiden kecelakaan kereta api kelas ekonomi yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB itu menyebabkan bodi depan dan sebagian bak truk rusak berat dan jadwal perjalanan kereta sempat terganggu.
"Kecelakaan terjadi di jalur perlintasan kereta yang tidak berpalang pintu," terang Kanit Laka Polres Tulungagung, Ipda Sukardi di Tulungagung, Jawa Timur.
Kereta api Rapih Dhoho yang mengarah ke Surabaya itu kembali melanjutkan perjalanan setelah bangkai truk berikut muatannya disingkirkan oleh petugas, dan polisi melakukan pendataan.
Untuk saat ini petugas sudah melakukan olah tempat kejadian perkara, serta melakukan penyelidikan guna mengetahui kronologis kecelakaan tersebut.
Sedangkan untuk barang bukti truk sudah diamankan di penyimpanan barang bukti, kondisi truk rusak parah.
"Beruntung dalam insiden ini tidak sampai menelan korban jiwa, hanya kerugian secara material kurang lebih sekitar Rp10 juta," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, awal mula kejadian sebuah truk dengan Nopol AG 8171 ML dengan muatan jagung hasil dari panen dari area sawah Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung berjalan dari arah barat hendak pulang menuju Desa Jaten, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar.
"Selain memuat jagung, truk juga memuat enam orang penumpang. Empat orang berada di belakang sedangkan di depan ada tiga orang," tutur Fredi, sopir truk.
Fredi mengaku sempat mendengar suara klakson kereta, namun memaksa melaju dengan harapan masih cukup waktu untuk melintasi rel sebelum kereta api tiba di titik lokasi yang sama.
"Di saat ban truk menginjak rel, mesin truk langsung mati sehingga tidak bisa bergerak maju maupun mundur," ujarnya.
Dalam kondisi panik, Fredi beserta dua penumpang perempuan yang duduk di kabin depan mencoba membuka pintu truk namun tidak bisa, sehingga pintu yang sama terpaksa ditendang hingga terbuka.
"Kurang lebih 20 detik pintu bisa terbuka, dan tabrakan tidak bisa terhindarkan. Beruntung kami bertiga bisa segera loncat namun ada empat penumpang yang berada di bak belakang," tuturnya.
Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: