Wakil Presiden, Jusuf Kalla, menilai pilihan Sasono untuk mundur dari jabatannya karena merasa gagal mengemban tanggung jawab adalah contoh baik.
Sampai kini, baru di tingkat direktur jenderal-lah pejabat yang memilih mundur karena merasa gagal; ibarat melawan arus utama banyak pejabat yang ogah mundur padahal kinerjanya tidak baik atau dinilai gagal.
"Itu contoh yang baik. Kita harus hargai bahwa dia tanggung jawab," kata Kalla, di Jakarta, Senin.
Walau memuji, dia memberi catatan, yaitu, "Tergantung pada permasalahannya."
Kemacetan parah yang terjadi di ruas jalan terutama tol pada masa liburan menjelang Natal 2015 disebut sebagai alasan pengunduran diri Sasono dari jabatannya.
"Kemacetankan bukan hanya karena dirjen itu, tapi juga karena libur hampir bersamaan. Juga karena infrastruktur baik maka orang banyak memanfaatkan," katanya.
Dari kenyataan macet parah di jalan tol itu, Kalla malah berkata, hal itu juga menunjukkan tanda kemajuan ekonomi karena semakin banyak orang yang punya mobil.
"Jadi kemacetan ada positif dan negatif. Positifnya bahwa masyarakat mempunyai kemampuan yang cukup untuk beli mobil," kata dia. Ini jelas potensi pasar yang menjanjikan bagi industri otomotif dan turunannya, termasuk agen-agen besar pedagang mobil.
Sasono mengatakan mengundurkan diri dari jabatannya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perhubungan, di Jakarta, Sabtu,
"Saya harus bertanggung jawab karena banyak spekulasi di masyarakat. Ini adalah kesalahan direktur jenderal perhubungan darat," katanya.
Dia mengatakan, mulai Sabtu, 26 Desember 2015, dirinya melepas jabatan sebagai Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan dan akan menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo, pada Minggu, 27 Desember 2015.
Sasono merasa bersalah karena belum bisa melakukan upaya-upaya lebih baik. Ia juga mengaku tidak ada tekanan dari siapapun terkait pengunduran dirinya.