JK sanjung keluarga besar Gus Dur
26 Desember 2015 22:52 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kiri) didampingi pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (kiri), pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang KH Maimun Zubair (kedua kanan) dan KH Jamaludin Ahmad (kanan) saat menghadiri Haul ke enam mantan Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (26/12) malam. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)
Jombang, Jawa Timur (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla memuji keluarga besar KH Abdurrahman Wahid yang biasa disapa Gus Dur dan para pendiri Nahdlatul Ulama yang berperan besar dalam menanamkan pluralisme di negeri ini.
"Saya pikir di Indonesia sangat sulit ditemukan tiga generasi yang dihormati seluruh bangsa ini, KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurahman Wahid," kata JK pada peringatan tahun keenam wafatnya Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang, Sabtu petang.
Menurut JK, bangsa Indonesia patut memberikan penghargaan kepada tiga generasi tokoh ini atas jasa pengabdian mereka kepada Tanah Air.
JK menekankan pemikiran pluralisme yang dikenalkan Gus Dur memiliki nilai penting, terutama saat dunia Islam terpecah belah.
"Di sinilah pikiran-pikiran kemajemukan dan pluralisme dari Gus Dur selalu menjadi ingatan dan menjadi contoh keteladanan bagaimana membina bangsa ini," kata JK.
Wapres menjelaskan agama Islam di Indonesia disebarkan dengan cara-cara damai.
"Karena itu apa yang dipikirkan dan dijalankan oleh Gus Dur ialah mengimplementasikan pikiran-pikiran yang melekatkan bangsa ini," kata JK dalam acara yang juga dihadiri Pemimpin Pondok Pesantren Tebu Ireng Solahuddin Wahid, Pemimpin Pondok Pesantren Tambak Beras Jamaluddin Ahmad dan Pemimpin Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, Maimun Zubair.
Solahuddin mengatakan pesantrennya akan membangun Museum Asyari untuk mengenang perkembangan Islam di Indonesia.
"Akan ditampilkan juga bahwa Islam dibawa tanpa dukungan militer, tanpa dukungan politik dan tanpa menggunakan kekerasan. Kami sampaikan juga informasi mengenai pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua," kata Solahuddin.
"Saya pikir di Indonesia sangat sulit ditemukan tiga generasi yang dihormati seluruh bangsa ini, KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurahman Wahid," kata JK pada peringatan tahun keenam wafatnya Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang, Sabtu petang.
Menurut JK, bangsa Indonesia patut memberikan penghargaan kepada tiga generasi tokoh ini atas jasa pengabdian mereka kepada Tanah Air.
JK menekankan pemikiran pluralisme yang dikenalkan Gus Dur memiliki nilai penting, terutama saat dunia Islam terpecah belah.
"Di sinilah pikiran-pikiran kemajemukan dan pluralisme dari Gus Dur selalu menjadi ingatan dan menjadi contoh keteladanan bagaimana membina bangsa ini," kata JK.
Wapres menjelaskan agama Islam di Indonesia disebarkan dengan cara-cara damai.
"Karena itu apa yang dipikirkan dan dijalankan oleh Gus Dur ialah mengimplementasikan pikiran-pikiran yang melekatkan bangsa ini," kata JK dalam acara yang juga dihadiri Pemimpin Pondok Pesantren Tebu Ireng Solahuddin Wahid, Pemimpin Pondok Pesantren Tambak Beras Jamaluddin Ahmad dan Pemimpin Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, Maimun Zubair.
Solahuddin mengatakan pesantrennya akan membangun Museum Asyari untuk mengenang perkembangan Islam di Indonesia.
"Akan ditampilkan juga bahwa Islam dibawa tanpa dukungan militer, tanpa dukungan politik dan tanpa menggunakan kekerasan. Kami sampaikan juga informasi mengenai pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua," kata Solahuddin.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015
Tags: