Natal momentum introspeksi diri dan memuliakan Tuhan
25 Desember 2015 10:21 WIB
Ilustrasi--Misa Natal di Katedral Umat Kristiani menyalakan lilin sebelum mengikuti misa Natal di Gereja Katedral Jakata, Kamis (25/12). Umat Kristiani marayakan Natal untuk memperingati kelahiran Isa Almasih. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Denpasar (ANTARA News) - Pendeta Gereja Kristen Protestan "Jemaat Kristus Kasih" Denpasar Pdt Wy Sudira Husada pada kebhaktian Natal di Denpasar, Jumat mengungkapkan perayaan Natal 2015 sebagai mementum untuk melakukan introspeksi diri dan memuliakan Tuhan Yesus sebagai juru selama umat manusia di dunia.
"Kita harus melakukan instrospeksi diri dan selalu mensyukuri rahmat Tuhan Yesus. Kita diberikan hidup sesama untuk saling memberi cinta kasih," katanya.
Ia mengatakan dengan jalan cinta kasih tersebut, akan dapat meredam suatu konflik pada diri sendiri maupun lingkungan, karena itulah semangat persaudaraan dan persatuan akan memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
"Keyakinan kepada Tuhan akan menyadarkan manusia dari pikiran gelap menjadi terang. Karena itu setiap berbuat terlebih dahulu berpikir lebih luas, sehingga kedamaian akan tetap terjalin antarsesama umat di dunia, ujarnya.
Pendeta Sudira Husada mengutip dalam kita Injil : "Natal adalah hari Yesus datang dengan Injil yang membebaskan, yaitu berita kesukaan mengenai pertobatan dan pembaharuan bagi manusia, serta kebebasan dan kesejahteraan yang dikehendaki Allah untuk dunia. Karena itu pulanglah wartakan kepada seluruh dunia berita suka cita ini".
Pemantauan Antara di sejumlah gereja nampak umat Kristiani khususnya di luar Kota Denpasar seperti di Desa Dalung dan Tuka, Kabupaten Badung sebagian umatnya mengenakan busana adat Bali.
Mereka mengenakan kain, selendang dan destar untuk pria serta memakai kebaya bagi wanita. Mereka datang ke gereja-gereja yang dihias pohon Natal dengan dikombinasi buah dan janur (gebogan).
Toleransi kehidupan beragama di Pulau Dewata sangat kuat, antara lain tercermin dari penggunaan bahasa Bali dalam kidung kebaktian, seperti yang sering dikumandangkan di gereja Palasari, Gumbrih, Kabupaten Jembrana.
Sementara perayaan Natal di Kota Denpasar berlangsung aman dan tertib. Aparat kepolisian tampak berjaga-jaga di sekitar gereja, sebagai upaya mengantisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi.
Sejumlah gereja besar sejak pagi hari sudah mulai dipadati oleh umat yang ingin melakukan ibadah. Gereja yang dipadati oleh jemaah nasrani, antara lain Gereja Katholik Katedral Roh Kudus di Jalan Tukad Musi, Gereja Immanuel Protestan Bali (GPIB) di Jalan Surapati, serta Gereja Katolik Paroki Santo Yoseph Denpasar Jalan Kepundung.
"Kita harus melakukan instrospeksi diri dan selalu mensyukuri rahmat Tuhan Yesus. Kita diberikan hidup sesama untuk saling memberi cinta kasih," katanya.
Ia mengatakan dengan jalan cinta kasih tersebut, akan dapat meredam suatu konflik pada diri sendiri maupun lingkungan, karena itulah semangat persaudaraan dan persatuan akan memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
"Keyakinan kepada Tuhan akan menyadarkan manusia dari pikiran gelap menjadi terang. Karena itu setiap berbuat terlebih dahulu berpikir lebih luas, sehingga kedamaian akan tetap terjalin antarsesama umat di dunia, ujarnya.
Pendeta Sudira Husada mengutip dalam kita Injil : "Natal adalah hari Yesus datang dengan Injil yang membebaskan, yaitu berita kesukaan mengenai pertobatan dan pembaharuan bagi manusia, serta kebebasan dan kesejahteraan yang dikehendaki Allah untuk dunia. Karena itu pulanglah wartakan kepada seluruh dunia berita suka cita ini".
Pemantauan Antara di sejumlah gereja nampak umat Kristiani khususnya di luar Kota Denpasar seperti di Desa Dalung dan Tuka, Kabupaten Badung sebagian umatnya mengenakan busana adat Bali.
Mereka mengenakan kain, selendang dan destar untuk pria serta memakai kebaya bagi wanita. Mereka datang ke gereja-gereja yang dihias pohon Natal dengan dikombinasi buah dan janur (gebogan).
Toleransi kehidupan beragama di Pulau Dewata sangat kuat, antara lain tercermin dari penggunaan bahasa Bali dalam kidung kebaktian, seperti yang sering dikumandangkan di gereja Palasari, Gumbrih, Kabupaten Jembrana.
Sementara perayaan Natal di Kota Denpasar berlangsung aman dan tertib. Aparat kepolisian tampak berjaga-jaga di sekitar gereja, sebagai upaya mengantisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi.
Sejumlah gereja besar sejak pagi hari sudah mulai dipadati oleh umat yang ingin melakukan ibadah. Gereja yang dipadati oleh jemaah nasrani, antara lain Gereja Katholik Katedral Roh Kudus di Jalan Tukad Musi, Gereja Immanuel Protestan Bali (GPIB) di Jalan Surapati, serta Gereja Katolik Paroki Santo Yoseph Denpasar Jalan Kepundung.
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: