New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia menguat pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data persediaan AS menunjukkan penurunan lebih besar dalam pasokan minyak mentah daripada yang telah perkirakan banyak analis.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman Februari, naik 1,36 dolar AS atau

sekitar 3,8 persen menjadi ditutup pada 37,50 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di perdagangan London, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari menguat 1,25 dolar AS menjadi menetap di 37,36 dolar AS per barel.

Kenaikan terjadi setelah Departemen Energi AS melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 5,9 juta barel untuk pekan yang berakhir 18 Desember. Laporan juga menunjukkan impor minyak AS turun sekitar 13 persen dari pekan sebelumnya.

Aspek-aspek lain dari laporan yang kurang menguntungkan terhadap mengatasi kelebihan pasokan telah memukul keras harga minyak selama tahun lalu. Produksi minyak domestik naik sedikit dan persediaan di pusat perdagangan yang dipantau cermat di Cushing, Oklahoma, juga meningkat.

Namun, laporan itu cukup untuk mengangkat minyak dari posisi terendah multi-tahun.

"Hal utama setelah aksi jual yang berlangsung lama, laporan persediaan saat ini telah mendorong orang untuk membeli ke pasar dan berpikir ini mungkin titik terendah," kata Michael Lynch dari konsultan Strategic Energy & Economic Research.

Analis Citi Futures Tim Evans mengatakan penurunan pasokan minyak, sementara tak terduga, jatuh ke dalam pola bersejarah perusahaan-perusahaan mengurangi kepemilikan mereka untuk tujuan pajak.

"Ini terlihat sangat banyak seperti permaianan penyimpanan akhir tahun yang khas, dengan kilang-kilang Gulf Coast memangkas persediaan untuk mengurangi pajak sesuai harga pada stok minyak mentah akhir tahun," kata Evans.

Untuk hari kedua berturut-turut, patokan AS WTI ditutup di atas harga Brent, patokan Eropa.

Para analis mengatakan keuntungan dalam kontrak AS bisa jadi hasil dari berlakunya undang-undang yang mencabut larangan 40 tahun pada ekspor minyak mentah AS minggu lalu. Langkah ini menciptakan pasar-pasar baru bagi pemasok AS dan bisa memperketat persaingan untuk Brent di beberapa pasar seperti Thailand dan Amerika Selatan, kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.
(A026)