Pelatihan SDM Kepariwisataan lampaui target
23 Desember 2015 22:34 WIB
ilustrasi Pesona Lombok Sumbawa Sejumlah seniman memainkan tari Zapin Soleha saat peluncuran Pesona Lombok Sumbawa 2016 di gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin (14/12). (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi) ()
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus melakukan pembinaan generasi muda, utamanya di kalangan pendidikan. Hingga akhir 2015, pelatihan SDM mencapai 5.200 orang, atau melampaui 73 persen yang ditargetkan yakni 3.000 orang.
Prof Dr H Muhammad Ahman Sya, deputi bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenpar mengatakan hal da;am siaran persnya di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, pelatihan dasar SDM sangat penting untuk bisa meningkatkan kualitas kepariwisataan nasional. Pembinaan SDM ini, imbuh Ahman, termasuk kultur (sejarah) dan komunikasi (bahasa) di mana keduanya harus bisa dikolaborasikan secara maksimal.
"Contohnya, saat ini wisatawan mancanegara (wisman) terbesar adalah Tiongkok. Nah, kita beri pembinaan bahasa Mandarin. Namun, selain untuk berkomunikasi dengan lancar, seorang guidance pun harus paham akan sejarah destinasi tersebut. Makanya, kita juga berikan pembinaan kultur pada mereka," ujarnya.
Ahman menjelaskan, kepariwisataan menjadi bidang yang diunggulkan saat ini untuk menggenjot pendapatan domestik bruto (PDB). Namun, hal ini harus didukung oleh SDM yang mumpuni. Untuk itu, Kemenpar telah menjalin kerjasama dengan instansi terkait dalam program sertifikasi SDM pariwisata yang berstandar ASEAN.
"Hingga saat ini, sekitar 150.000 SDM telah tersertifikasi. Dan ditargetkan pada 2019 ada 550.000 SDM yang tersertifikasi standar ASEAN," katanya.
Dia mengatakan, tahun depan pihaknya akan menambah dua perguruan tinggi kepariwisataan di dua daerah, yaitu Palembang dan Lombok, sehingga secara total akan ada enam perguruan tinggi kepariwisataan. Tahun depan juga Akademi Pariwisata Medan akan menjadi Politeknik Pariwisata Negeri Medan," jelasnya.
Dijelaskan, untuk pembangunan SDM lewat pendidikan formal, hingga saat ini Kemenpar telah menyediakan empat lembaga pendidikan tinggi kepariwisataan, yaitu Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, STP Nusa Dua Bali, Politeknik Pariwisata Negeri Makassar, dan Akademi Pariwisata Medan.
Sementara, dari sisi pendidikan non-formal, Kemenpar telah menjalin kerjasama dengan instansi terkait dalam program sertifikasi SDM pariwisata yang berstandar ASEAN. Hingga saat ini, sekitar 150.000 SDM telah tersertifikasi dan ditargetkan pada 2019 ada 550.000 SDM yang tersertifikasi standar ASEAN.
"Kita punya program sertifikasi berstandar ASEAN. Pada tahun ini target 17.500 SDM tersertifikasi sudah tercapai. Pada tahun depan kita punya target 35.000 SDM atau naik dua kali lipat. Hingga 2019 akan terus meningkat sebanyak 35.000 SDM tiap tahun," ujarnya.
Sepanjang 2015, kegiatan SDM menyerap 80 persen dari total anggaran Rp2,4 triliun. Pada 2016, Kemenpar akan meningkatkan pemetaan program yang lebih efektif, efisien, dan produktif.
"Program tersebut berpatokan pada empat pilar yaitu fokus destinasi wisata, industri pariwisata, pemasaran pariwisata, dan SDM pariwisata," tutupnya.
Prof Dr H Muhammad Ahman Sya, deputi bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenpar mengatakan hal da;am siaran persnya di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, pelatihan dasar SDM sangat penting untuk bisa meningkatkan kualitas kepariwisataan nasional. Pembinaan SDM ini, imbuh Ahman, termasuk kultur (sejarah) dan komunikasi (bahasa) di mana keduanya harus bisa dikolaborasikan secara maksimal.
"Contohnya, saat ini wisatawan mancanegara (wisman) terbesar adalah Tiongkok. Nah, kita beri pembinaan bahasa Mandarin. Namun, selain untuk berkomunikasi dengan lancar, seorang guidance pun harus paham akan sejarah destinasi tersebut. Makanya, kita juga berikan pembinaan kultur pada mereka," ujarnya.
Ahman menjelaskan, kepariwisataan menjadi bidang yang diunggulkan saat ini untuk menggenjot pendapatan domestik bruto (PDB). Namun, hal ini harus didukung oleh SDM yang mumpuni. Untuk itu, Kemenpar telah menjalin kerjasama dengan instansi terkait dalam program sertifikasi SDM pariwisata yang berstandar ASEAN.
"Hingga saat ini, sekitar 150.000 SDM telah tersertifikasi. Dan ditargetkan pada 2019 ada 550.000 SDM yang tersertifikasi standar ASEAN," katanya.
Dia mengatakan, tahun depan pihaknya akan menambah dua perguruan tinggi kepariwisataan di dua daerah, yaitu Palembang dan Lombok, sehingga secara total akan ada enam perguruan tinggi kepariwisataan. Tahun depan juga Akademi Pariwisata Medan akan menjadi Politeknik Pariwisata Negeri Medan," jelasnya.
Dijelaskan, untuk pembangunan SDM lewat pendidikan formal, hingga saat ini Kemenpar telah menyediakan empat lembaga pendidikan tinggi kepariwisataan, yaitu Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, STP Nusa Dua Bali, Politeknik Pariwisata Negeri Makassar, dan Akademi Pariwisata Medan.
Sementara, dari sisi pendidikan non-formal, Kemenpar telah menjalin kerjasama dengan instansi terkait dalam program sertifikasi SDM pariwisata yang berstandar ASEAN. Hingga saat ini, sekitar 150.000 SDM telah tersertifikasi dan ditargetkan pada 2019 ada 550.000 SDM yang tersertifikasi standar ASEAN.
"Kita punya program sertifikasi berstandar ASEAN. Pada tahun ini target 17.500 SDM tersertifikasi sudah tercapai. Pada tahun depan kita punya target 35.000 SDM atau naik dua kali lipat. Hingga 2019 akan terus meningkat sebanyak 35.000 SDM tiap tahun," ujarnya.
Sepanjang 2015, kegiatan SDM menyerap 80 persen dari total anggaran Rp2,4 triliun. Pada 2016, Kemenpar akan meningkatkan pemetaan program yang lebih efektif, efisien, dan produktif.
"Program tersebut berpatokan pada empat pilar yaitu fokus destinasi wisata, industri pariwisata, pemasaran pariwisata, dan SDM pariwisata," tutupnya.
Pewarta: -
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: