Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak menguat sebesar 42 poin menjadi Rp13.629 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp13.671 per dolar Amerika Serikat.
Analis dari LBP Enterprise, Lucky Purnomo, di Jakarta, Rabu, mengatakan, sebanyak delapan paket kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan oleh pemerintah hingga menjelang akhir tahun 2015, menjadi salah satu pendorong kinerja mata uang rupiah terhadap dolar AS.
"Rupiah dalam beberapa hari terakhir bergerak menguat hingga di bawah level Rp14.000 per dolar Amerika Serikat," katanya.
Selain itu, menurut dia, adanya kepastian dari langkah Bank Sentral AS (the Fed) yang menaikkan suku bunga acuannya menjadi isu strategis untuk memperoleh sinyal perekonomian global masuk dalam arena baru.
"Adanya kepastian dari the Fed itu membuat fluktuasi pasar mata uang di negara-negara berisiko, termasuk Indonesia menjadi lebih stabil cenderung menguat, diharapkan kepastian the Fed juga mendorong perekonomian global," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, menambahkan bahwa adanya tambahan pasokan dolar Amerika Serikat dari Bank Indonesia di pasar valuta asing menjadi salah satu faktor nilai tukar rupiah berada di area positif.
"Bank Indonesia masih fokus menjaga stabilitas rupiah untuk menjaga perekonomian domestik," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, membaiknya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya menambah dukungan bagi laju mata uang domestik. Ruang penguatan rupiah masih cukup terbuka ke depannya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Rabu (23/12) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.644 dibandingkan hari sebelumnya (22/12) di posisi Rp13.615 per dolar Amerika Serikat.
Rupiah Rabu sore Rp13.629
23 Desember 2015 18:05 WIB
Dokumentasi seorang petugas menghitung uang rupiah di Kantor Pusat BNI Jakarta, Senin (12/10). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015
Tags: